Show simple item record

dc.contributor.advisorSutandi, Atang
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.advisorSusilowati, Yuliana
dc.contributor.authorArumasmawati, Agustin Betty
dc.date.accessioned2019-01-02T03:47:32Z
dc.date.available2019-01-02T03:47:32Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95306
dc.description.abstractPengembangan sektor potensial suatu wilayah dapat dijadikan langkah awal dalam pengembangan perekonomian wilayah secara keseluruhan karena dapat mendorong polarisasi dari unit-unit ekonomi lainnya yang pada akhirnya secara tidak langsung memicu perkembangan sektor perekonomian lain. Kelapa merupakan salah satu komoditas strategis karena perannya yang besar bagi masyarakat sebagai sumber pendapatan, sumber utama minyak dalam negeri, sumber devisa, sumber bahan baku industri (pangan, bangunan, farmasi) dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Luas areal pertanaman kelapa di Kabupaten Pandeglang adalah seluas 43,559 ha dari jumlah keseluruhan luas perkebunan di Pandeglang 62,339 ha atau sekitar 69.87 %. Pengembangan komoditas kelapa belum memiliki arahan yang jelas, oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk menyusun arahan pengembangan kelapa dan strategi pencapaiannya di Kabupaten Pandeglang. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sebaran spasial eksisting dan lahan tersedia untuk pengembangan komoditas kelapa di Kabupaten Pandeglang; (2) mengevaluasi kesesuaian lahan komoditas kelapa di Kabupaten Pandeglang; (3) menganalisis kelayakan usaha tani komoditas kelapa dengan sistem tanam monokultur dan tumpangsari dan (4) mengidentifikasi wilayah yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa di Kabupaten Pandeglang. Identifikasi sebaran lokasi eksisting komoditas kelapa menggunakan interpretasi citra satelit secara visual yang dilengkapi dengan survei lapangan dan wawancara. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan cara mencocokan antara persyaratan tumbuh dengan karakteristik lahan untuk tanaman kelapa sedangkan prioritas wilayah pengembangan komoditas kelapa menggunakan analisis deskriptif. Analisis kelayakan usaha tani dan pemasaran komoditas kelapa menggunakan pendekatan biaya penerimaan dan pendapatan usaha tani serta analisis deskriptif. Identifikasi wilayah yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa menggunakan analisis deskriptif dengan mempertimbangkan hasil evaluasi kesesuaian lahan, nilai usaha tani dan produktivitas komoditas kopi dan kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas kelapa di Kabupaten Pandeglang tersebar di 35 (tiga puluh lima) kecamatan dengan luas 35,097 ha. Lahan yang sesuai dan tersedia untuk tanaman kelapa dan pengembangannya seluas 4,053 ha yang tersebar di 18 kecamatan. Pengembangan tanaman kelapa sebagai komoditas utama dapat didukung oleh pengembangan tanaman kopi dan kakao sebagai komoditas penunjang. Hasil analisis evaluasi kesesuaian lahan pada prioritas pengembangan lahan eksisting untuk komoditas kopi, terdiri dari 3 kelas kesesuaian lahan, yaitu : kelas kesesuaian lahan N, kelas kesesuaian lahan S2 dan kelas kesesuaian lahan S3 sedangkan terdapat 2 kelas kesesuaian lahan untuk komoditas kakao yaitu kelas kesesuaian lahan N dan kelas kesesuaian lahan S3. Hasil analisis kesesuaian lahan secara keseluruhan menunjukkan kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas kelapa terdiri dari 3 kelas kesesuaian lahan. Lahan terbagi menjadi lahan eksisting (35,097 ha), lahan tersedia (4,053 ha) dan lahan tidak tersedia (177,489 ha). Berdasarkan komponen biaya, penerimaan dan pendapatan petani diketahui bahwa usaha tani kelapa pada saat ini tergolong menguntungkan apabila dilihat dari nilai R/C ratio yang diperoleh yaitu sebesar 1.73. Nilai RYT (Relative Yield Total) untuk komoditas kelapa kopi sebesar 1.91 sedangkan untuk komoditas kelapa kakao sebesar 1.69 yang menunjukkan hubungan yang komplemer dengan nilai >1 (lebih dari satu) yaitu adanya keuntungan dari pertanaman campuran tersebut. Kontribusi komoditas kelapa eksisting terhadap nilai PDRB Kabupaten Pandeglang tahun 2017 atas dasar harga konstan sebesar 1.02 % sedangkan kontribusi untuk kelompok pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 3.17 %. Kontribusi yang nyata juga terlihat pada sistem tanam tumpangsari, jika saat ini lahan eksisting komoditas kelapa dapat dioptimalkan untuk penanaman tanaman kelapa sistem tanam tumpangsari dengan komoditas kopi dan kakao maka dapat berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang sebesar 3.85 % dan 2.04 %. Komoditas kelapa juga dapat berkontribusi terhadap nilai PDRB Kabupaten Pandeglang sebesar 0.12 % (sistem tanam monokultur); 0.44 % (sistem tanam tumpangsari dengan komoditas kopi) dan 0.24 % (sistem tanam tumpangsari dengan komoditas kakao) pada lahan tersedia. Arahan pengembangan komoditas kelapa di Kabupaten Pandeglang diarahkan untuk membudidayakan komoditas kelapa dengan sistem tanam tumpangsari dengan komoditas kopi dan kakao baik di lahan eksisting maupun lahan tersedia. Wilayah yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa menunjukkan pengembangan komoditas kelapa – kakao maupun kelapa – kopi menyebar seimbang di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang. Pengembangan kelapa – kopi tersebar di 18 kecamatan dan kelapa – kakao di 17 kecamatan pada Wilayah Pengembangan Lahan Eksisting. Pengembangan kelapa – kopi tersebar di 7 kecamatan dan kelapa – kakao di 10 kecamatan pada Wilayah Pengembangan Lahan Tersedia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional Planningid
dc.subject.ddcCoconut Commodityid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleArahan Pengembangan Komoditas Kelapa untuk Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Pandeglangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkelapaid
dc.subject.keywordkopiid
dc.subject.keywordkakaoid
dc.subject.keywordkesesuaian lahanid
dc.subject.keywordkelayakan usaha taniid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record