Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwito, Agus
dc.contributor.advisorSukma, Dewi
dc.contributor.advisorAisyah, Syarifah Iis
dc.contributor.authorKartiman, Roni
dc.date.accessioned2018-12-03T08:11:10Z
dc.date.available2018-12-03T08:11:10Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95281
dc.description.abstractCoelogyne pandurata Lind. yang dikenal dengan nama anggrek hitam merupakan flora asli Kalimantan, Indonesia, yang dilindungi karena terancam kepunahan di habitat aslinya, akibat pengambilan yang berlebihan, penebangan dan konversi lahan . Selain itu anggrek hitam di habitat aslinya berbunga setahun sekali, lama mekar bunga 5-7 hari dan sulit untuk mengalami penyerbukan sendiri (selfing). Usaha untuk menjaga dan melestarikan anggrek hitam antara lain adalah dengan teknik perbanyakan melalui kultur jaringan dan budidaya yang baik. Dalam teknik budidaya anggrek hitam perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu intensitas cahaya, suhu, kelembaban, umur tanaman, ukuran tanaman, perakaran, input pemupukan dan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan metode perbanyakan in vitro dan teknik budidaya di lapangan yang optimum untuk anggrek hitam. Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh NAA dan BAP terhadap multiplikasi tunas in vitro anggrek hitam di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media terbaik untuk multiplikasi tunas in vitro adalah media tanpa auksin (NAA) dengan penambahan BAP 0.2 mg L-1 dengan laju multiplikasi sebesar 8.9 tunas per tahap kultur. Morfogenesis tunas yang baik dengan jumlah dan panjang daun serta akar terbaik adalah pada media tanpa NAA dan BAP. Dengan demikian metode optimum untuk tahapan multiplikasi tunas dapat dilakukan di media tanpa NAA ditambah BAP 0.2 mg L-1, kemudian tunas dipindah ke media tanpa NAA dan BAP untuk penyiapan planlet yang siap untuk diaklimatisasi. Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui komposisi dan konsentrasi pupuk optimum untuk menginduksi pembungaan anggrek hitam di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK 13.5-27-27 dengan konsentrasi 3 g L-1 merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan persentase tanaman berbunga sebesar 60%, terinduksi dalam waktu 33.6 hari setelah perlakuan. Semua perlakuan menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk 3 g L-1 menghasilkan persentase tanaman berbunga paling tinggi dibandingkan konsentrasi lainnya baik pada komposisi pupuk NPK 10-55-10, NPK 6-20-30 maupun NPK 13.5-27-27, sedangkan pada komposisi pupuk NPK 10-40-15 konsentrasi terbaik terlihat pada 2 g L-1. Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap induksi pembungaan tanaman anggrek hitam di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Paclobutrazol 400 mg L-1 mampu menginduksi pembungaan dan menghasilkan persentase tanaman berbunga terbanyak sebesar 66.7%. Perlakuan ZPT menghasilkan vase life bunga anggrek hitam yang lebih lama daripada kontrol dan anggrek hitam di habitat aslinya dan panjang tangkai bunga yang lebih panjang daripada kontrol.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant Biotechnologyid
dc.subject.ddcBlack Orchidid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleInduksi Pembungaan dan Kultur In Vitro Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lind.).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmultiplikasi in vitroid
dc.subject.keywordpembungaanid
dc.subject.keywordpupukid
dc.subject.keywordtunasid
dc.subject.keywordzat pengatur tumbuhid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record