dc.description.abstract | Metropolitan Bandung merupakan kawasan metropolitan dengan jumlah
populasi terbanyak ketiga di Indonesia setelah Metropolitan Jakarta dan
Metropolitan Surabaya dengan jumlah populasi lebih dari 8,5 juta pada tahun 2015.
Adapun posisi strategis Metropolitan Bandung yang memiliki koneksi langsung
dengan Jakarta serta merupakan pusat kegiatan di Provinsi Jawa Barat berpengaruh
terhadap pertumbuhan kota yang ekspansif yang berakibat pada peningkatan tingkat
perkembangan wilayah dan perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan
lahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kondisi sprawl dan degradasi
lingkungan, yang mengakibatkan bencana antropogenik seperti banjir dan tanah
longsor.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) menganalisis perubahan
penggunaan lahan khususnya yang terkait dengan fenomena pertumbuhan
perkotaan di Metropolitan Bandung; (2) menganalisis tingkat perkembangan
wilayah; (3) menganalisis keragaman jenis penggunaan lahan di Metropolitan
Bandung; (4) mengidentifikasi keragaman spasial faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan luas lahan terbangun di Metropolitan Bandung.
Penggunaan lahan diklasifikasikan secara visual menggunakan software Erdas
Imagine dan Arc-GIS. Tingkat perkembangan wilayah dianalisis menggunakan
nilai IPK yang diperoleh dengan teknik skalogram. Keragaman jenis penggunaan
lahan dianalisis menggunakan analisis entropy, sedangkan keragaman spasial
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan luas lahan terbangun diidentifikasi
menggunakan analisis GWR.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan selama
periode tahun 1983-2015 di Kawasan Metropolitan Bandung berupa lahan
terbangun dan kebun campuran terus meningkat dari tahun ke tahun, sementara
lahan sawah terus mengalami penurunan. Dalam kurun waktu 2003 – 2014, terdapat
peningkatan nilai Indeks Perkembangan Kecamatan yang menunjukkan terjadi
peningkatan jumlah jenis fasilitas. Keragaman jenis penggunaan lahan di wilayah
administrasi kabupaten cenderung heterogen yang mencerminkan tipe penggunaan
lahan campuran, sedangkan keragaman jenis penggunaan lahan di wilayah
administrasi perkotaan cenderung homogen. Hasil analisis GWR menunjukkan
bahwa masing-masing variabel memberikan pengaruh yang berbeda di masingmasing
lokasi. Variabel kepadatan penduduk berbanding lurus terhadap
peningkatan persentase luas lahan terbangun, variabel kepadatan penduduk
memiliki pengaruh yang besar di Kabupaten Bandung Barat. Variabel jarak ke Kota
Bandung, persentase luas sawah, persentase luas hutan, jarak ke jalan tol
berbanding terbalik terhadap peningkatan persentase luas lahan terbangun namun
memiliki kecederungan sebaran spasial yang berbeda-beda di masing-masing
lokasi. Variabel persentase luas lahan sawah dan luas lahan hutan memiliki
pengaruh yang tinggi di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Bandung di bagian utara. Variabel jarak ke jalan tol paling berpengaruh di
Kabupaten Bandung bagian barat. Sedangkan pengaruh variabel IPK terhadap
peningkatan persentase luas lahan terbangun bervariasi di setiap lokasi penelitian.
Variabel IPK memiliki pengaruh positif atau berbanding lurus dengan peningkatan
luas lahan terbangun di Kabupaten Bandung Barat bagian barat. Sehingga
meningkatnya jumlah fasilitas dapat berpotensi untuk meningkatkan luas lahan
terbangun di Kabupaten Bandung Barat. | id |