dc.contributor.advisor | Aziz, Sandra Arifin | |
dc.contributor.advisor | Melati, Maya | |
dc.contributor.author | Jati, Gusti Eman Ayu Sasmita | |
dc.date.accessioned | 2018-12-03T01:35:05Z | |
dc.date.available | 2018-12-03T01:35:05Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95276 | |
dc.description.abstract | Penggunaan dan penelitian tanaman berpotensi obat telah banyak dilakukan
di seluruh dunia. Indonesia memiliki banyak potensi tanaman herbal, salah
satunya adalah kemuning. Tanaman kemuning mudah dibudidayakan dengan
menggunakan benih sebagai bahan perbanyakan,dan memiliki banyak manfaat
farmakologi karena kandungan senyawa bioaktifnya. Flavonoid merupakan salah
satu senyawa yang banyak diproduksi dalam daun kemuning dan mampu berperan
sebagai antioksidan bagi tumbuhan maupun manusia. Pemanenan kemuning
dengan cara pangkas di ketinggian yang sama terus-menerus dapat mengakibatkan
produksinya menurun, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pangkas
berat serta dosis pemupukan yang tepat untuk mempercepat pemulihan tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ketinggian pangkas dan dosis pupuk
yang sesuai untuk memelihara kondisi dan produksi daun tanaman
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2015 hingga bulan Oktober 2017
di Kebun Percobaan Organik Institut Pertanian Bogor di Cikarawang (6o30'-6o45'
LS dan 106o30'-106o45' BT). Percobaan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah ketinggian pangkas
berat yang terdiri dari 45, 60 dan 75 (kontrol) cm dari permukaan tanah dan faktor
kedua terdiri dari 3 kombinasi dosis pupuk kandang ayam (PA) dan abu sekam
(AS) yaitu tanpa pupuk (kontrol); 7 kg PA + 3 kg AS; 14 kg PA + 6 kg AS per
tanaman per tahun. Masing-masing unit percobaan diulang sebanyak 4 kali
dengan total panen 3 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi pemangkasan 60 cm di atas
permukaan tanah merupakan pemangkasan terbaik untuk pertumbuhan, produksi
daun, dan produksi total flavonoid tanaman kemuning berumur 45-57 BST setelah
4-6 kali panen. Pemupukan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Interaksi
antar perlakuan ketinggian pangkas berat 45 cm tanpa pemberian pupuk
menghasilkan kadar antosianin tertinggi di panen kedua (53 BST). | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | id |
dc.subject.ddc | Agronomy | id |
dc.subject.ddc | Manur Fertilizer | id |
dc.subject.ddc | 2017 | id |
dc.subject.ddc | Bogor, Jawa Barat | id |
dc.title | Produksi Biomassa dan Flavonoid Daun Kemuning dengan Berbagai Ketinggian Pangkas Berat dan Pupuk Organik | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | abu sekam | id |
dc.subject.keyword | Murraya paniculata (L.) Jack. | id |
dc.subject.keyword | pigmen | id |
dc.subject.keyword | pupuk kandang ayam | id |
dc.subject.keyword | tanaman obat | id |