Show simple item record

dc.contributor.advisorMakalew, Afra D.N.
dc.contributor.advisorNasrullah, Nizar
dc.contributor.authorGultom, Togar LM
dc.date.accessioned2018-11-19T07:20:35Z
dc.date.available2018-11-19T07:20:35Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95171
dc.description.abstractKaliurang memiliki potensi kepariwisataan yang besar dan merupakan salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang saat ini menjadi destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi tersebut dapat menjadikan Kaliurang sebagai andalan pemerintah daerah menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sleman. Untuk itu perlu upaya yang signifikan untuk menjaga keberlanjutan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata, dan dapat selalu ditingkatkan secara periodik sesuai trends pariwisata dunia yang berkembang cepat. Tujuan penelitian ini 1) menginventarisasi potensi dan kendala yang ada, 2) menganalisis dinamika lanskap yang meliputi kesesuaian lahan sebagai kawasan wisata, kelayakan obyek dan atraksi wisata, daya dukung fisik, kualitas visual, dan aspek supply-demand pada kawasan, 3) menyusun rencana pengembangan lanskap Kaliurang menjadi sebuah kawasan wisata yang terpadu. Penelitian dilakukan di Kaliurang, sebuah kawasan wisata yang terletak di lereng bagian Selatan Gunung Merapi, yang secara administratif kawasan ini termasuk di dalam wilayah Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Kaliurang sebagai kawasan wisata tidak memiliki luas secara eksplisit, namun pada penelitian ini penentuan luas kawasan ditetapkan melalui pendekatan wilayah administratif, dimana Kaliurang terletak/masuk didalam tiga dusun yaitu dusun Kaliurang Barat, dusun Kaliurang Timur dan dusun Ngipiksari, sehingga dari jumlah luas tiga dusun tersebut diperoleh luas Kaliurang yaitu sebesar 339,56 ha. Data penelitian diperoleh dari pengamatan lapang, data terpublikasi, data dari dinas/pemerintah yang terkait, wawancara langsung kepada tokoh masyarakat, kuesioner pada mahasiswa arsitektur lanskap dan wisatawan yang berkunjung. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode pembobotan dan skoring terhadap kriteria pada peubah yang dinilai, dianalisis dengan menggunakan metode Boston Consulting Group (BCG) dianalisis secara spasial menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG), dan dianalisis secara visual menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) Hasil penelitian menunjukan beberapa hal yang dapat menjawab tujuan penelitian seperti 1) Kaliurang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata terpadu dengan faktor-faktor fisik yang dimilikinya seperti topografi, iklim, penutupan lahan, serta kondisi wisata eksisting. Namun Kaliurang juga memiliki kendala yaitu merupakan kawasan rawan bencana Gunung Merapi. 2) Kaliurang memiliki luas area dengan nilai kesesuaian wisata untuk pengembangan kegiatan wisata sebesar 238,97 ha. Kaliurang masih mendapat respon positif dari wisatawan untuk keindahan dan kenyamanannya. Kaliurang sebagai kawasan wisata memiliki pemandangan alam yang berkualitas tinggi dengan indikator persepsi responden yang sangat menyukai visual lanskap Kaliurang sebesar 64%, yang menyukai 23% dan tidak menyukai 13%. Aspek supply dan demand yang terjadi pada Kaliurang sebagai kawasan wisata masih rendah, 3) Kaliurang dibagi menjadi dua ruang yaitu ruang wisata dengan luas 207,66 ha (86,90%), ruang penunjang wisata dengan luas 31,31 ha (13,10%). Ruang wisata direncanakan memiliki 9 tema kegiatan seperti wisata alam, kuliner, budaya, agrowisata, edukasi, konvensi, konservasi, minat khusus dan rekreasi dengan 21 sub ruang untuk mengakomodir tema tersebut. Ruang penunjang wisata direncanakan memiliki tiga tema kegiatan seperti penerima, pengelola, pelayanan dengan 5 sub ruang untuk mengakomodir tema tersebut. Kaliurang direncanakan memiliki daya dukung kawasan sebesar 58.828 orang per-hari. Rekomendasi yang diberikan untuk pengembangan Kaliurang sebagai kawasan wisata terpadu di Yogyakarta adalah pembentukan badan kepengelolaan yang terpadu untuk menjalankan operasional kawasan dan menjaga keberlanjutan Kaliurang sebagai Kawasan Wisata Terpadu karena terletak pada zona rawan bahaya Gunung Merapi. Rencana lanskap pada penelitian ini juga merupakan rekomendasi terhadap pengembangan potensi Kaliurang menjadi kawasan wisata terpadu dan pemecahan masalah dari rendahnya aspek supply dan demand yang saat ini terjadi pada Kaliurang. Produk selanjutnya dari penelitian ini adalah disain kawasan yang lebih rinci dan teknis atau detail engineering design (DED), sehingga Kaliurang sebagai Kawasan Wisata Terpadu di Yogyakarta dapat terwujud.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLandscapeid
dc.subject.ddcTourismid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcDI Yogyakartaid
dc.titlePerencanaan Lanskap Kaliurang sebagai Kawasan Wisata Terpadu di Yogyakarta.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordalam pegununganid
dc.subject.keywordKaliurangid
dc.subject.keywordkawasan wisata terpaduid
dc.subject.keywordpariwisataid
dc.subject.keywordperencanaan lanskapid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record