dc.description.abstract | Sapi madura berdasarkan kebudayaan masyarakat Madura dibedakan
menjadi tiga tipe, yaitu sapi karapan (sapi turnamen balap), sapi sonok (kontes
kecantikan), dan sapi pedaging. Ketiga tipe sapi tersebut belum bisa dibedakan
secara langsung berdasarkan karakter morfologinya. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan kedua tipe sapi tersebut berdasarkan kecenderungan karakter
morfologi dan menganalisis variasi nukleotida gen Dopamine receptor D1
(DRD1) pada sapi karapan, sapi sonok, dan sapi pedaging. Perubahan pada urutan
nukleotida dari coding sequence (CDS) dapat menyebabkan gangguan dalam
mengatur ekspresi gen DRD1 yang mempengaruhi agresivitas atau kejinakan.
Wawancara dan studi literatur digunakan untuk menentukan karakteristik
yang akan diamati. Delapan belas karakter diamati pada 154 ekor sapi karapan
dan 136 ekor sapi pedaging. Data karakter morfologi diubah ke dalam data biner
yang digunakan sebagai input dalam principal component analysis (PCA)
menggunakan R 3.3.3. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh sampel yang
diamati mengelompok menjadi dua kelompok. Pengelompokan ini dipengaruhi
oleh nilai varian dari dua komponen utama, yaitu karakter intensitas rambut di
daun telinga dan warna rambut yang dominan.
Sepuluh sampel darah sapi karapan, tiga sampel saliva sapi sonok, dan
sepuluh sampel darah sapi pedaging digunakan dalam analisis variasi nukleotida
pada ruas CDS gen DRD1. Sampel dengan tipe sapi yang sama digabungkan
(pooled) dan disekuensing secara bersamaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
sapi karapan memiliki variasi nukleotida pada G357A, T832C, T867C, dan
A931C, sapi sonok memiliki variasi nukleotida pada C865T dan C867T, serta sapi
pedaging pada A67C. Hal ini menunjukkan bahwa variasi nukleotida pada CDS
gen DRD1 dapat dijadikan pembeda antara ketiga tipe sapi madura. | id |