Show simple item record

dc.contributor.advisorMaharijaya, Awang
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.authorRosminah
dc.date.accessioned2018-11-17T04:41:54Z
dc.date.available2018-11-17T04:41:54Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95130
dc.description.abstractSistem penyerbukan silang alami pada cabai termasuk dalam kategori rendah, karena memiliki nilai heterosis dan tekanan tangkar dalam (inbreeding depression) yang rendah. Namun beberapa penelitian menunjukkan hal yang berbeda dengan pernyataan tersebut. Perbaikan mutu genetik dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah melalui seleksi. Salah satu syarat agar seleksi efektif yaitu keragaman genetik yang luas dan nilai heritabilitas tinggi. Informasi tentang keragaman genetik dan heritabilitas bermanfaat untuk menentukan kemajuan genetik yang diperoleh melalui seleksi. Nilai kemajuan seleksi dapat digunakan untuk menduga seberapa besar peningkatan yang akan diperoleh dari karakter yang diseleksi. Adapun model respon seleksi dapat digunakan untuk mempelajari kecepatan respon seleksi dari generasi ke generasi dan menentukan telah tercapainya batas seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai komponen ragam, heritabilitas, kemajuan seleksi, model respon seleksi dan inbreeding depression pada dua spesies cabai rawit C. annuum L. dan C. frutescens L. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu pendugaan parameter genetik dan respon seleksi dan inbreeding depression pada dua spesies cabai rawit C. annuum L. dan C. frutescens L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tengah antara generasi F2 dan F6 C. annuum L. dan nilai tengah antara generasi F2 dan F5 C. frutescens L. adanya peningkatan pada karakter yang diamati kecuali pada umur berbunga C. annuum L. dan umur panen C. annuum L. dan C. frutescens L. Umumnya nilai ragam genetik tertinggi dihasilkan pada generasi F2 diikuti generasi F3 dan generasi berikutnya. Nilai heritabilitas dalam arti luas (h2 bs) kedua populasi tersebut menunjukkan kriteria tinggi, sedang dan rendah, sedangkan nilai heritabilitas dalam arti sempit (h2 ns) menunjukkan kriteria sedang dan rendah pada C. annuum L. dan C. frutescens L. termasuk dalam kriteria tinggi, sedang dan rendah. Seleksi menurunkan kemajuan seleksi pada beberapa generasi cabai C. annuum L. kecuali pada bobot buah dan jumlah buah per tanaman, sedangkan C. frutescens L. kecuali pada umur berbunga, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, diameter buah dan tebal daging buah. Umur berbunga, panjang tangkai buah, diameter buah, bobot buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman C. annuum L. dan C. frutescens L. memiliki model respon seleksi tidak beraturan, yaitu menunjukkan penurunan dan peningkatan di generasi selanjutnya, sedangkan umur panen, bobot per buah, panjang buah dan tebal daging buah menunjukkan peningkatan dari generasi F2 sampai dengan generasi F5 dan menunjukkan penurunan pada generasi F6 C. annuum L. Karakter yang diamati tidak mengalami inbreeding depression baik pada C. annuum L. dan C. frutescens L.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant Biotechnologyid
dc.subject.ddcChili Papperid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePola Kemajuan Seleksi pada Dua Spesies Cabai Rawit Capsicum annuum L. dan Capsicum frutescens L.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordinbreeding depressionid
dc.subject.keywordparameter genetikid
dc.subject.keywordrespon seleksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record