dc.description.abstract | Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau dengan luasan yang selalu
bertambah hingga saat ini mencapai 632,26 km2. Penambahan luasan menyebabkan
terjadinya peningkatan penduduk yang memicu peningkatan kegiatan
pembangunan guna memenuhi kebutuhan kegiatan penduduk. Salah satu kegiatan
pembangunan yang dilakukan pemerintah kota saat ini adalah pembangunan di
sektor pariwisata dengan melakukan pengembangan terhadap kawasan wisata.
Sementara itu pengembangan kawasan wisata yang hanya di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan faktor lingkungan akan
menyebabkan kerusakan terhadap kawasan tersebut. Melihat potensi kerusakan
yang dapat disebabkan oleh aktifitas pariwisata pada suatu kawasan maka muncul
konsep perencanaan kawasan secara berkelanjutan untuk meminimalisir dampak
negatif yang dapat di timbulkan oleh kegiatan pada kawasan tersebut. Konsep
perencanaan kawasan berkelanjutan diharapkan dapat memecahkan beragam isu
terkait kerusakan lingkungan akibat dari pengembangan kawasan. Sebagai studi
kasus, Danau Bandar Khayangan di kecamatan Rumbai Pesisir memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata karena memiliki potensi sumberdaya
alam berupa danau dan lingkungan yang masih alami untuk dijadikan daya tarik
wisata.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengoptimalkan
potensi yang di miliki oleh kawasan Danau Bandar Khayangan, dan merencanakan
penataan lanskap kawasan wisata secara berkelanjutan dengan menganalisis
kondisi biofisik, akseptibilitas masyarakat, dan preferensi stakeholder dalam
pengembangan kawasan wisata Danau Bandar Khayangan sebagai kawasan wisata
yang berkelanjutan. Data penelitian diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan, data terpublikasi, data dari pemerintah terkait, wawancara, serta
kuisioner. Data fisik dan biofisik pada tapak kemudian di analisis kesesuaian
wisatanya (IKW) menggunakan metode pembobotan dan skoring, di analisis secara
spasial menggunakan metode GIS (Geographic Information System) serta secara
visual menggunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Danau Bandar Khayangan merupakan
kawasan yang memiliki potensi sumberdaya alami sehingga dapat dijadikan sebagai
daya tarik untuk sektor pariwisata. Seluas 60,24 ha atau sebesar 82,70% dari total
luas Danau Bandar Khayangan yang memiliki luas sebesar 86,84 ha dinyatakan
sesuai untuk dijadikan kawasan wisata. Hasil analisis kualitas visual (SBE)
menunjukan preferensi visual terhadap lingkungan alami dalam kasus ini berupa
pemandangan danau lebih banyak disukai dengan nilai 105,8 dan yang terendah
senilai -125,4 berupa bangunan fasilitas penunjang. Masyarakat sekitar kawasan
memberikan tanggapan positif dalam pengembangan kawasan dan akan ikut
berperan aktif dalam kegiatan wisata untuk mendukung keberlanjutan wisata.
Berdasarkan hasil analisis kawasan Danau Bandar Khayangan dibagi menjadi tiga
zona diantaranya zona intensif yang sesuai untuk kegiatan wisata bersifat aktif,
zona semi-intensif untuk kegiatan wisata bersifat pasif dan zona non-intensif
dimana tidak dapat melakukan kegiatan wisata.
Kawasan Danau Bandar Khayangan dibagi menjadi empat ruang, yaitu: ruang
penerimaan, ruang pelayanan, ruang wisata utama dan ruang penunjang wisata.
Aktivitas di ruang penerimaan dan pelayanan bersifat pasif, sedangkan aktivitas di
ruang wisata utama dan penunjang wisata bersifat aktif dan pasif. Sarana dan
fasiltas utama yang direncanakan di Danau Bandar Khayangan seperti (1) sarana
akomodasi (penginapan, cottage, rumah pohon, glamour camping, ruang
pertemuan, tempat makan dan minum, playground dan tempat penyewaan alat), (2)
fasilitas pelayanan umum (pusat informasi, transportasi, ATM, musholla, menara
pandang, tempat sampah dan kantor pengelola), (3) sarana rumah makan (restoran,
food court dan kios tempat berjualan makanan dan minungan ringan), (4) sarana
wisata air (perahu dayung/kano dan dermaga), (5) sara wisata alam dan pertanian
(pusat edukasi), (6) sarana angkutan wisata (mobil wisata), (7) sarana pusat
cinderamata, (8) fasilitas pelengkap ( papan interpretasi, bangku dan meja piknik,
tempat ibadah, toilet, playground dan fasilitas lainnya.
Kawasan Danau Bandar Khayangan memiliki daya dukung (DD) sebanyak
6.366 orang/ hari dengan memperhatikan kenyamanan pengunjung melakukan
wisata alam. Rencana daya dukung dilakukan agar kelestarian dan keberlanjutan
kawasan dapat terjaga dan memiliki tingkat kerusakan yang minimum dengan cara
membatasi jumlah pengunjung. Daya dukung dihitung dengan melihat jumlah dan
luasan fasilitas yang ada pada tiap ruang dan dibagi dengan standar kebutuhan
ruang tiap orang. | id |