Show simple item record

dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.authorAhmad, Benazhar
dc.date.accessioned2018-11-12T04:30:45Z
dc.date.available2018-11-12T04:30:45Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94998
dc.description.abstractPangan strategis merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi baik di tingkat nasional maupun regional. Kondisi pergerakan harga merupakan permasalahan utama komoditas ini. Disparitas harga cukup tinggi terjadi antar provinsi di Indonesia. Disparitas harga yang tinggi tersebut dapat disebabkan oleh transmisi harga yang tidak simetri antara daerah sentra dengan daerah konsumen. Artinya naik turunnya harga yang terjadi pada harga konsumen bukan dipengaruhi oleh pergerakan harga yang terjadi pada harga produsen daerah sentra. Kondisi transmisi harga yang bersifat asimetri menyebabkan pemasaran dan harga yang terbentuk menjadi inefisien, selain itu juga menyebabkan integrasi harga antar daerah belum berjalan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pergerakan dan ratarata harga pangan strategis di Indonesia. Tujuan lainnya juga menganalisis integrasi harga pangan strategis antar provinsi di Indonesia dan transmisi harga antara beberapa daerah sentra pangan strategis dengan 33 provinsi Indonesia. Komoditas yang digunakan pada peneitian ini adalah beras, jagung, kedelai, bawang merah, dan cabai merah. Data yang digunakan merupakan data bulanan harga konsumen dan harga produsen pada periode tahun 2011-2016 yang telah dibagi dengan inflasi (IHK dan IHP) sehingga harga yang terbentuk adalah harga riil. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ECM-EG yang dilengkapi dengan Uji Wald. Sebelum dilakukan permodelan dengan metode ECM-EG terlebih dahulu dilakukan beberapa uji terkait data time series seperti uji stasioneritas, uji kointegrasi, dan uji kausalitas. Hasil analisis menunjukkan masih terdapat beberapa provinsi yang harganya bergejolak dengan rata-rata harga yang tinggi. Komoditas jagung dan kedelai memiliki derajat integrasi yang lebih rendah dibandingkan komoditas lain seperti beras, bawang merah, dan cabai merah, serta terdapat bukti terjadinya transmisi harga yang bersifat asimetris baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang pada ke lima komoditas. Fokus pemerintah seharusnya lebih ditujukan pada daerah dengan kondisi harga rata-rata dan fluktuasi harga yang tinggi. Salah satu cara yang dapat diambil adalah optimalisasi pengawasan. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi integrasi harga maupun asimetri harga yang terjadi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcPrice Transmissionid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleTransmisi dan Tingkat Integrasi Harga Pangan Strategis antar Provinsi di Indonesia.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordECM-EGid
dc.subject.keywordEfisiensi Pasarid
dc.subject.keywordPangan Strategisid
dc.subject.keywordTransmisi Hargaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record