Show simple item record

dc.contributor.advisorSulaeman, Ahmad
dc.contributor.advisorAnwar, Faisal
dc.contributor.advisorDamanik, Rizal
dc.contributor.advisorPloeger, Angelika
dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.authorMahani
dc.date.accessioned2018-11-08T03:40:47Z
dc.date.available2018-11-08T03:40:47Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94914
dc.description.abstractTuberkulosis (Tbc) merupakan masalah penyakit global di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 dari 30 negara di dunia yang mengalami epidemi Tbc. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) hingga saat ini adalah obat Tbc tersebut bersifat hepatotoksik yang dapat menyebabkan penurunan status gizi pasien. Padahal status gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi proses penyembuhan. Propolis merupakan bahan alam yang dihasilkan lebah dan cukup melimpah di Indonesia. Sejumlah penelitian mengungkapkan propolis memiliki kemampuan menghambat Mycobacterium tuberculosis (M.tbc.) yang kuat serta kemampuan hepatoproteksi yang baik terhadap toksikan. Penelitian ini bertujuan untuk memilih dan membuktikan propolis lebah tanpa sengat Indonesia sebagai pelengkap OAT untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan status gizi. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Penelitian tahap pertama melakukan inventarisasi budidaya lebah tanpa sengat di seluruh provinsi di Indonesia, identifikasi spesies lebah tanpa sengat yang dibudidaya dengan membandingkan anatomi lebah uji dengan anatomi standar, serta melakukan penyaringan (screening) aktivitas biologis (kapasitas antioksidan, toksisitas dan aktivitas penghambatan M.tbc.) propolis. Uji kapasitas antioksidan menggunakan Metode 1,1 Diphenyl-2- Picrylhidrazyl (DPPH), uji toksisitas menggunakan Metode Brine Shrimp Lethal Test (BSLT) dan uji penghambatan M.tbc. menggunakan Metode Proporsi. Tahap ini menghasilkan satu kandidat propolis sebagai pelengkap OAT yang memiliki kemampuan antioksidan yang kuat, toksisitas rendah dan menghambat M.tbc. dengan baik. Pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan senyawa aktif propolis dari seluruh sampel. Penelitian tahap kedua yaitu uji klinis kandidat propolis sebagai pelengkap OAT. Desain penelitian menggunakan Randomized Clinical Control Trial (RCT), melibatkan 50 subjek penderita Tbc yang memenuhi syarat inklusi dan eksklusi di Kota Bogor. Setiap subjek diintervensi paket OAT dan propolis cair selama 6 bulan. Kelompok P0 mendapat paket OAT + plasebo propolis, P1 mendapat paket OAT + propolis konsentrasi 6% dan P2 mendapat paket OAT + propolis konsentrasi 30%. Penelitian tahap ketiga yaitu pemeriksaan senyawa aktif yang terkandung di dalam propolis kandidat terpilih. Sampel propolis diekstrak dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi. Ekstrak propolis murni selanjutya diperiksa senyawa aktifnya menggunakan GCMS pyrolysis. Pemeriksaan ini untuk mengetahui senyawa aktif apa saja yang kemungkinan berperan menghambat M.tbc. dan hepatoprotektor. Penelitian tahap 1 menemukan paling sedikit 8 spesies lebah tanpa sengat telah dibudidayakan di 10 provinsi di Indonesia. Secara keseluruhan diperoleh 14 sampel propolis lebah tanpa sengat dengan distribusi: Tetragonula minangkabau (T.minangkabau) dan Tetragonula moorei (T.moorei) dari Sumatera Utara, Tetragonula laevicep (T. laevicep) dari Banten, Tetragonula laevicep (T. laevicep) dari Jawa Barat, Tetragonula laevicep (T. laevicep) dari Jawa Tengah, Heterotrigona itama (H.itama) dari Kalimantan Barat, Heterotrigona itama (H.itama) dari Kalimantan Timur, Heterotrigona itama (H.itama), Geniotrigona thorasica (G.thorasica) dan Tetragonula laevicep (T. laevicep) dari Kalimantan Selatan, Geniotrigona incisa (G.incisa) dan Tetragonula biroi (T.biroi) dari Sulawesi Selatan, Tetragonula fuscobalteata (T.fuscobalteata) dari Nusa Tenggara Barat dan Tetragonula fuscobalteata (T.fuscobalteata) dari Maluku Utara. Berdasarkan hasil uji kapasitas antioksidan, toksisitas dan aktivitas penghambatan M.tbc, propolis lebah G.incisa asal Provinsi Sulawesi Selatan meraih skor tertinggi dan dinyatakan sebagai propolis kandidat pelengkap OAT. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan semakin tinggi konsentrasi propolis yang disuplementasi bersama OAT, kesembuhannya semakin cepat yang ditandai dengan konversi BTA positif menjadi negatif. Pola yang sama juga terjadi pada pemulihan status gizi subjek. Suplementasi propolis pada OAT secara meyakinkan mampu mempercepat pemulihan BB dan IMT. Hasil pengujian SGPT, SGOT, BT, GSH dan SOD juga menunjukkan bahwa suplementasi propolis konsentrasi 30% mampu melindungi hati dari efek hepatotoksik yang turut berperan dalam mempercepat pemulihan status gizi penderita Tbc paru. Penelitian tahap 3 menemukan 15 senyawa aktif penting yang terkandung di dalam propolis kandidat terpilih. Diantara senyawa aktif yang ditemukan, senyawa glucopyranoside dan derivatnya merupakan senyawa utama dengan konsentrasi mencapai 40.57% serta kemungkinan besar memainkan peran mempercepat penyembuhan maupun pemulihan status gizi. Berbagai senyawa fitokimia dan lipid propolis kemungkinan memiliki peran unik dan membentuk sinergi yang kompleks, yang jika dipadu bersama OAT sangat ideal untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan status gizi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcTuberculosisid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleEfikasi Propolis Lebah Tanpa Sengat sebagai Pelengkap Obat Anti Tuberkulosis untuk Mempercepat Proses Penyembuhan dan Pemulihan Status Giziid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordhepatoprotektorid
dc.subject.keywordlebah tanpa sengatid
dc.subject.keywordpropolisid
dc.subject.keywordtuberkulosisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record