| dc.description.abstract | Aplikasi ventilator mekanik terhadap pasien yang diduga mengalami cedera paru–paru dapat memperburuk kondisi pasien. Tujuan penelitian ini menilai kemanfaatan ventilator terhadap profil paru-paru syok hipovolemik sebelum dan setelah resusitasi cairan kristaloid hipervolemik. Penelitian ini menggunakan lima ekor anak babi jantan berumur 6-10 minggu sebagai hewan model syok, dan terdiri atas empat tahap perlakuan, stabilisasi, perdarahan, resusitasi normovolemik, dan resusitasi hipervolemik. Pengaturan ventilator mekanik dalam set PEEP 5, FiO2 0.5, dan rasio I:E adalah 1:2, diaplikasikan dari awal tahap. Pengupayaan syok dilakukan dengan mengeluarkan darah hingga mean arterial pressure (MAP) menurun 20% dari stabil. Resusitasi normovolemik dan hipervolemik menggunakan NaCl 0.9% sebagai kristaloid. Parameter yang diamati terdiri dari EVLWI dan PVPI pada PiCCO®, dan VTE, PIP, dan RR pada ventilator mekanik. EVLWI tidak mengindikasikan terjadinya edema paru. Penurunan VTE tanpa perubahan EVLWI, PIP dan RR yang nyata mengindikasikan paru paru sehat dengan pernafasan yang cepat dan dangkal. Parameter PVPI tidak dapat digunakan sebagai parameter terhadap permeabilitas kapiler dalam kondisi syok hipovolemik. Penggunaan set ventilator dimungkinkan mencegah peningkatan EVLWI, dan penggunaan ventilator mekanik tidak memperparah kondisi pasien syok selama resusitasi cairan kristaloid dilakukan. | id |
