dc.description.abstract | Angkak adalah beras merah yang difermentasi oleh khamir Monascus purpureus. Angkak mengandung berbagai metabolit sekunder seperti lovastatin, flavonoid, terpenoid, fenol dan tanin. Deksametason dapat memacu stres oksidatif pada burung puyuh yang dapat mempengaruhi kualitas telur. Angkak diharapkan dapat menjadi antioksidan sehingga kualitas telur dan reproduksi meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi angkak pada burung puyuh setelah pemberian deksametason. Penelitian ini menggunakan 60 ekor burung puyuh dan dibagi dalam 6 kelompok perlakuan. Kelompok K0 sebagai kontrol negatif. Semua kelompok perlakuan diberi deksametason 1.25 mg/g BB pada 7 hari pertama yaitu kelompok D hanya diberi deksametason, kelompok D+VC diberi deksametason dan vitamin C 20 mg, kelompok D+K1, D+K2, dan D+K3 masing-masing diberi deksametason dan angkak yaitu 18 mg, 24 mg, dan 30 mg. Hasil penelitian menunjukkan pemberian deksametason belum mampu menstimulasi stres oksidatif pada burung puyuh karena dipengaruhi oleh dosis dan lama pemberian. Selain itu, pemberian angkak sebagai antioksidan terhadap indeks telur, tebal kerabang, haugh unit, dan jumlah folikel ovarium burung puyuh belum memberikan pengaruh yang nyata. | id |