Show simple item record

dc.contributor.advisorSumawinata, Basuki
dc.contributor.advisorDarmawan
dc.contributor.authorSaum, Noverina
dc.date.accessioned2018-11-05T06:39:19Z
dc.date.available2018-11-05T06:39:19Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94635
dc.description.abstractBoron (B) merupakan unsur hara mikro esensial bagi tanaman. Gejala defisiensi B pada tanaman baru disadari ketika tanaman menghasilkan produksi yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa gejala visual defisiensi B terlambat diketahui. Seharusnya, unsur B pada tanaman perlu diperhatikan sejak awal pertumbuhan. Gejala defisiensi B yang tidak terlalu khas seringkali tertutupi dengan gejala defisiensi unsur lainnya. Oleh karena itu, diperlukan informasi kandungan B pada tanaman untuk memperoleh data yang akurat. Metode analisis B tanaman terdiri atas 2 tahap, yaitu ekstraksi dan kolorimetri. Umumnya, metode ekstraksi menggunakan pengabuan kering atau pengabuan basah. Kedua metode ekstraksi tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu dapat menimbulkan kontaminasi B dan membutuhkan waktu yang lama. Ekstraksi HCl 1 N digunakan sebagai metode alternatif dalam penelitian ini karena dapat menghemat waktu dan menghasilkan data yang konsisten. Metode ini sebelumnya sudah diteliti dan digunakan untuk analisis beberapa tanaman, namun belum dilakukan pada tanaman kelapa sawit. Umumnya tahap kolorimetri menggunakan azomethin-H yang memiliki harga yang mahal. Kurkumin sebagai bahan yang memiliki harga yang murah dapat digunakan untuk menggantikan peran azomethin-H pada tahap kolorimetri. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji penggunaan HCl 1 N pada tahap ekstraksi tanaman dan penggunaan kurkumin pada tahap kolorimetri dalam penetapan ketersediaan B pada tanah dan penetapan B tanaman kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan ketersediaan B tanah menggunakan ekstraksi air panas dengan kolorimetri azomethin-H dan kurkumin serta penetapan B tanaman dengan ekstraksi HCl 1 N, pengabuan kering, dan pengabuan basah dengan kolorimetri azomethin-H dan kurkumin menghasilkan data yang tidak berbeda. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kriteria normal di lapang, memiliki hasil yang sesuai dengan kecukupan hara tanah dan tanaman. Hasil pengukuran terhadap tanah dan tanaman yang dikelaskan dalam kelas ringan, sedang, dan berat di lapang menujukkan bahwa tanah dan tanaman menuju defisiensi sehingga perlu dilakukan pemupukan B.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcMicro Nutrientid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKalimantan Selatanid
dc.titleMetode Alternatif Penetapan Boron pada Tanah dan Tanaman Kelapa Sawit.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordazomethin-Hid
dc.subject.keyworddefisiensi boronid
dc.subject.keywordekstraksi HCl 1 Nid
dc.subject.keywordkurkuminid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record