dc.description.abstract | Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan pertambahan penduduk, telah
mendorong perubahan penggunaan lahan (konversi lahan). Konversi lahan yang
umum terjadi adalah dari hutan menjadi kebun campuran dan dari kebun
campuran menjadi tegalan atau pertanian lahan kering. Lahan hutan umumnya
memiliki kadar bahan organik tinggi yang berasal dari serasah, sehingga memiliki
sifat-sifat tanah yang baik untuk pertumbuhan akar tanaman. Lahan pertanian
seperti kebun campuran dan tegalan memerlukan pengelolaan tanah lebih intensif,
sehingga sifat-sifat fisik tanah menjadi mudah rusak, seperti penurunan
kemampuan tanah dalam meretensi air dan tahanan penetrasi tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji kemampuan tanah memegang air dan tahanan penetrasi
tanah serta hubungannya dengan kadar airnya di lahan hutan sekunder, kebun
campuran, dan tegalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga penggunaan
lahan memiliki karakteristik tanah yang berbeda, sehingga berpengaruh terhadap
kemampuan tanah memegang air dan tahanan penetrasi tanah. Kemampuan tanah
dalam memegang air dipengaruhi oleh distribusi ruang pori yang terbentuk pada
berbagai penggunaan lahan. Lahan hutan sekunder mempunyai ruang pori air
tersedia dan ruang pori drainase paling tinggi. Hal ini disebabkan karena hutan
sekunder memiliki kadar bahan organik tinggi dengan serasah dan perakaran yang
lebih banyak. Tahanan penetrasi tanah terus meningkat di ketiga penggunaan
lahan seiring penurunan kadar air tanah selama enam hari tidak hujan. Tahanan
penetrasi pada ketiga penggunaan lahan dipengaruhi sebesar kurang lebih 75%
oleh kadar air. Pengelolaan tanah secara konservasi perlu terus dilakukan agar
media perakaran tanaman tetap baik. | id |