Potensi kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita oleh kondisi iklim dan Suspended Particulatte Matter (SPM) di Kota Bandung
View/ Open
Date
2018Author
Anwar, Rosy Gariny
Hidayati, Rini
Budianto, Bregas
Metadata
Show full item recordAbstract
Iklim menjadi salah satu faktor terjadinya penularan penyakit yang paling
cepat. Kelembaban, curah hujan, dan suhu merupakan beberapa parameter iklim
yang menjadi penentu dari cepatnya penularan penyakit. Salah satu penyakit yang
dipengaruhi oleh faktor iklim tersebut yaitu ISPA. Peningkatan kejadian ISPA
menjadi fokus utama dalam penelitian ini karena pernah menjadi kasus yang
menyebabkan kematian dikalangan anak-anak di Jawa Barat. Selain faktor iklim,
faktor lain yang dapat menjadi penyebab dari peningkatan kejadian ISPA adalah
Suspended Particulatte Matter (SPM). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
potensi kejadian ISPA oleh pengaruh faktor iklim dan SPMmelalui metode analisis
korelasi dan visualisasi grafik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor iklim
bulanan yang paling berpengaruh adalah tekanan uap air aktual, dimana saat
tekanan uap air tinggi (sekitar 18 hPA) maka kejadian ISPA tinggi. Curah hujan
harian lebih memperlihatkan pengaruh nyata terhadap kejadian ISPA daripada
curah hujan bulanan. Kejadian ISPA tinggi setelah adanya hari hujan yang diselingi
oleh beberapa hari tidak hujan, terutama pada saat musim peralihan antara musim
hujan ke musim kemarau. Penggunaan 3D surface plot menunjukkan adanya
pengaruh bulanan curah hujan dan tekanan uap air, atau suhu dan tekanan uap,
terhadap kejadian ISPA. Kejadian ISPA meningkat saat curah hujan kurang dari
200 mm/bulan, tekanan uap air sekitar 18 hPA, dan suhu sekitar 23ºC. SPM
berkorelasi negatif dengan tekanan uap air karena SPM akan menjerap molekul uap
air menjadi inti kondensasi.