Analisa Perubahan Karakteristik Ekstrim Debit Sungai-Sungai di Pulau Jawa.
View/ Open
Date
2018Author
Novitasari, Fanny
Pawitan, Hidayat
Taufik, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan kejadian ekstrim berupa banjir maupun kekeringan terjadi pada sungai-sungai di Pulau Jawa. Peningkatan kejadian ekstrim menimbulkan kerugian baik dalam segi ekonomi maupun sosial. Kejadian ekstrim pada aliran sungai dicirikan oleh aliran tinggi (high flow) dan saat aliran rendah (low flow). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik ekstrim debit sungai-sungai di Pulau Jawa serta menganalisis ada atau tidak ada tren terhadap indikator karakteristik ekstrim debit tersebut. Adapun indikator yang digunakan adalah indikator saat aliran tinggi yaitu debit maksimum tahunan (Qmaks) dan debit Q95 serta indikator saat aliran rendah yaitu debit 7 harian minimum (Q7min). Uji Mann-Kendall digunakan untuk menguji ada atau tidak ada perubahan terhadap ketiga indikator karakteristik ekstrim debit. Terdapat tujuh sungai yang dianalisis yaitu Sungai Ciujung, Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, Sungai Citanduy, Sungai Progo, Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Berdasarkan hasil dari analisis tren menggunakan Mann-Kendall pada indikator aliran tinggi Sungai Progo , Sungai Bengawan Solo, Sungai Brantas dan megalami kenaikan yang signifikan dengan nilai Z masing-masing adalah 1,99 , 2,26 , dan 2,62. Perubahan yang signifikan tersebut terjadi pada periode tahun 2000-2010. Peningkatan yang signifikan terhadap indikator aliran rendah juga dialami oleh ketiga sungai tersebut dengan nilai signifikansi sebesar 2,42 , 3,22 , 2,89. Hal sebaliknya terjadi pada Sungai Cimanuk dimana indikator aliran tinggi mengalami penurunan dengan nilai signifikansi sebesar -4,5 pada periode 1980-2010 sementara indikator aliran rendah tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada analisis tren pada indikator aliran rendah selama periode 31 tahun memiliki hasil yang berbeda dimana hanya beberapa sungai yang terindikasi mengalami tren perubahan seperti Sungai Ciujung dan Sungai Brantas yang mengalami tren naik yang signifikan masing-masing 2,53 dan 3,07. Pada Sungai Progo justru mengalami tren turun dengan nilai signifikansi sebsear -2,5. Sungai Citarum dan Citanduy tidak mengalami perubahan yang signifikan terhadap ketiga indikator pada ketiga periode dekadal dan selama 31 tahun. .