Show simple item record

dc.contributor.advisorPawitan, Hidayat
dc.contributor.authorReza, Bisma
dc.date.accessioned2018-10-26T02:04:29Z
dc.date.available2018-10-26T02:04:29Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94404
dc.description.abstractBendungan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, akan tetapi bendungan juga dapat menyebabkan kerusakan luas di daerah hilir ketika mengalami kegagalan. Kegagalan pada bendungan dapat dikarenakan overflow/limpasan ekstrim yang berlebih akibat faktor cuaca ekstrim maupun kegagalan piping/rembesan yang terjadi akibat pengelolaan tutupan lahan yang salah. Kedua faktor kegagalan ini akan menyebabkan kejadian lain berupa keruntuhan/rubuhnya bendungan. Kegagalan bendungan dapat menyebabkan kerusakan luas pada properti dan hilangnya nyawa manusia karena waktu peringatan singkat yang tersedia. Secara umum, bendungan dirancang untuk mengalirkan debit maksimum maupun debit rancangan yang bernilai ekstrim dari suatu wilayah selama debit rancangan tertentu maupun debit banjir maksimum bolehjadi (PMF). Suatu spillway/pelimpah berfungsi mencegah bendungan dari kegagalan karena limpasan air yang berlebih dan juga karena rembesan. Kegagalan bendungan akan menghasilkan debit air ekstrim yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dari daerah hulu ke hilir yang merusak properti bendungan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan properti yang luas, kerusakan fasilitas penting, dan kehilangan nyawa yang signifikan di sepanjang area kerusakannya. Dikarenakan potensi bahaya tinggi yang ditimbulkan ke daerah hilir, analisis bendungan dianggap sangat penting. Pada karya tulis ini, hasil fokus pada analisis kerusakan tiga bendungan di sepanjang DAS Citarum dengan prediksi debit maksimum, hidrograf aliran serta pembuatan peta genangan. Dari simulasi skenario PMP, curah hujan maksimum adalah 636.5 mm/hari untuk Bendungan Saguling, 364.62 mm/hari untuk Bendungan Cirata, dan 367.68 mm/hari untuk Bendungan Jatiluhur. Debit maksimum bolehjadi dari bendungan selama kegagalan bendungan adalah 13950 m3/s untuk Bendungan Saguling, 5862 m3/s untuk Bendungan Cirata, dan 9652.5 m3/s untuk Bendungan Jatiluhur. Hasil ini dapat memberikan informasi maupun referensi untuk persiapan Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) jika dibandingkan dengan kapasitas pelimpah bendungan untuk mengantisipasi kejadian PMF, di mana langkah-langkah yang tepat dapat diambil oleh otoritas yang berwenang untuk menghindari kehilangan nyawa yang signifikan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcGeophysics and Meteorologyid
dc.subject.ddcFloodid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePendugaan PMP Untuk Penilaian Resiko Keamanan Bendungan di Sepanjang DAS Citarum, Jawa Barat.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbanjirid
dc.subject.keywordbendunganid
dc.subject.keyworddasid
dc.subject.keywordkeamananid
dc.subject.keywordresikoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record