Produktivitas dan profil organ dalam Ayam Broiler yang diberi jamu kombinasi Sambiloto, Temulawak, Molases, dan Jahe
Abstract
Pangan asal hewan menjadi salah satu sumber energi dan protein yang tinggi. Hasil survei Badan Pusat Statistik 2017 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi daging ayam lebih tinggi dibanding dengan daging sapi. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ayam broiler dengan zat aditif pakan berupa antibiotic growth promoters (AGP). Penggunaan AGP dilarang pada UU No. 41 Tahun 2014 Pasal 22C tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan berlaku sejak 1 Januari 2018 karena residu antibiotik dalam daging dapat mengakibatkan resistensi antibiotik. Oleh karena itu, diperlukan substitusi AGP berupa herbal alami dalam bentuk jamu. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai efektivitas pemberian jamu kombinasi terhadap produktivitas dan profil organ dalam ayam broiler. Metode penelitian berupa rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan yaitu kontrol negatif (tanpa jamu dan tanpa AGP), kelompok perlakuan jamu kombinasi dengan konsentrasi bertingkat 5%, 10%, dan 15%, serta kontrol positif (dengan AGP). Jamu dibuat dengan merebus bahan selama 15 menit pada suhu 90oC. Molases ditambahkan saat akan pemberian jamu dengan konsentrasi 2% dari volume jamu. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan bahwa pemberian jamu dengan konsentrasi 10% dapat memperbaiki produktivitas melalui parameter peningkatan bobot hidup, pertambahan bobot badan, dan penurunan FCR dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 15%, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Bobot karkas pada pemberian jamu konsentrasi 10% menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan K- namun, tidak berbeda nyata dengan jamu konsentrasi 5%. Pemberian jamu juga memberikan pengaruh positif pada bobot organ jantung, hati, dan usus.