Kajian Sifat Kimia dan Biologi Tanah Sawah Terhadap Hasil Produksi Padi (Oryza sativa L.).
View/ Open
Date
2018Author
Nisa', Siti Khoirun
Djajakirana, Gunawan
Sumawinata, Basuki
Metadata
Show full item recordAbstract
Sektor pertanian masih mendominasi mata pencaharian penduduk di Desa
Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Oleh karena itu,
setiap faktor yang memengaruhi penurunan produksi padi dan penghasilan petani
sangat penting untuk diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
hasil produksi padi dengan mengaitkan kadar unsur hara tanah dan tanaman (N, P,
K, Fe, Mn, Cu, Zn) serta sifat biologi tanah (respirasi tanah, total mikrob, dan total
fungi) dan memberikan solusi untuk meningkatkan produksi padi. Pengukuran sifat
kimia (tanah dan tanaman) dan biologi tanah dengan menggunakan metode yang
sudah standar. Lahan pada petakan A lebih sering ditanami padi Varietas Ciherang,
sedangkan petakan B lebih sering ditanami Varietas IR 64. Selang nilai pH H2O
dengan pH KCl menunjukkan bahwa blok BI memiliki KTK paling tinggi dari pada
blok lainnya. Kadar NH4
+ tanah pada lokasi penelitian belum mencukupi kebutuhan
tanaman padi, hal ini menyebabkan defisiensi unsur hara N. Tanaman tidak
mengalami defisiensi P karena ketersediaan P untuk tanaman telah tercukupi. Hasil
analisis daun tidak menunjukkan gejala defisiensi K kecuali blok AI. Kadar Fe dan
Mn dalam larutan tanah tidak menyebabkan keracunan pada tanaman padi. Untuk
blok AIII dan BI masih mengalami kekurangan unsur hara Fe. Kadar unsur hara Cu
dan Zn dalam larutan tanah masih kurang. Meskipun demikian, hasil analisis daun
tidak menunjukkan gejala defisiensi unsur hara Cu dan Zn. Hal ini karena dilakukan
penyemprotan pupuk Gandasil D dan B. Hasil analisis perhitungan total mikrob dan
total fungi yang tinggi tidak selalu menghasilkan nilai respirasi tanah yang tinggi.
Selain kadar C-organik tanah, respirasi tanah juga dipengaruhi oleh banyak faktor.
Berdasarkan hasil produksi padi, maka blok BI menghasilkan produksi lebih tinggi
dari pada blok lainnya dan berdasarkan potensi hasil produksi padi maka blok BI
telah mencapai produktivitasnya sedangkan blok lainnya belum mencapai
produktivitasnya. Hal ini karena pada blok BI memiliki nilai KTK yang lebih tinggi
dan dilakukan pemberian pupuk KCl.