dc.description.abstract | Fertilisasi merupakan suatu proses sel spermatozoa dan oosit melakukan fusi
untuk menghasilkan individu baru yang diploid dengan potensi genetiknya sama
dengan induk. Fertilisasi mengalami beberapa proses kejadian seperti: penetrasi
spermatozoa pada zona pelusida (ZP), reaksi akrosom spermatozoa, transformasi
spermatozoa yang diikuti oleh lanjutnya resume meiosis pada oosit, fusi materi
genetik spermatozoa dan oosit, dan aktivasi metabolisme dari oosit untuk
perkembangan embrio. Pada penelitian ini fokus mengamati kejadian dari
transformasi spermatozoa saat fertilisasi. Proses transformasi inti spermatozoa yang
terjadi saat fertilisasi akan mengalami beberapa proses perubahan bentuk. Urutan
transformasi spermatozoa di dalam sitoplasma oosit diawali dengan kondensasi,
dekondensasi spermatozoa, prepronukleus, kemudian pronukleus.
Transformasi inti spermatozoa saat fertilisasi in vitro erat kaitannya dengan
waktu inkubasi. Waktu inkubasi spermatozoa dan oosit yang terlalu lama dapat
meningkatkan kejadian polispermi, sementara waktu inkubasi yang terlalu singkat
dikhawatirkan belum sempat berkembang menjadi pronukleus. Oleh karena itu,
penting untuk diketahui proses transformasi dari spermatozoa agar mendapatkan
informasi mengenai kebutuhan waktu transformasi hingga terbentuk pronukleus.
Waktu inkubasi spermatozoa dengan oosit bervariasi tiap spesies. Informasi pada
domba belum dilaporkan, untuk itu perlu dilakukan penelitian pada domba
mengenai transformasi spermatozoa yang terjadi saat fertilisasi in vitro dengan
pematangan oosit secara in vitro. Waktu inkubasi spermatozoa dan oosit yang tepat
diharapkan dapat meningkatkan fertilisasi dengan tingkat polispermi yang rendah
sehingga harapan tingkat perkembangan zigot menjadi embrio semakin meningkat.
Ovarium didapatkan dari rumah potong hewan. Oosit dimatangkan secara in
vitro selama 24 jam. Oosit yang telah matang, kemudian difertilisasi dengan
konsentrasi spermatozoa 5x106 sel/ml dalam inkubator dengan 5% CO2 pada
38.5°C. Proses inkubasi dilakukan selama 3, 6, 9, 12, dan 15 jam untuk setiap
perlakuan. Oosit tiap perlakuan waktu inkubasi spermatozoa dan oosit dari tahap
fertilisasi in vitro, kemudian difiksasi dan diwarnai dengan aceto-orcein 2%
sebelum dievaluasi dengan mikroskop fase kontras. Rangkaian perubahan status
inti spermatozoa diolah secara kualitatif dan data persentase transformasi
spermatozoa dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada
signifikansi 5%, kemudian uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan kondensasi dan dekondensasi spermatozoa
terlihat pada tiga jam setelah inkubasi spermatozoa dengan oosit. Enam jam setelah
inkubasi ditemukan prepronukelus dan pronukelus. Pronukleus mulai terbentuk
pada enam jam setelah inkubasi dan secara nyata meningkat pada sembilan jam
setelah inkubasi spermatozoa dengan oosit (P<0.05). Kejadian polispermia
mengalami peningkatan secara signifikan pada 12-15 jam setelah interaksi
spermatozoa dengan oosit (P<0.05). | id |