Show simple item record

dc.contributor.advisorArdie, Sintho Wahyuning
dc.contributor.advisorKhumaida, Nurul
dc.contributor.authorSherly, Lapuimakuni
dc.date.accessioned2018-10-05T08:09:02Z
dc.date.available2018-10-05T08:09:02Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94019
dc.description.abstractHotong [Setaria italica (L.) Beauv.] merupakan salah satu tanaman serelia yang dilaporkan mengandung nutrisi tinggi dan berpotensi sebagai pangan fungsional. Selain itu hotong memiliki toleransi yang cukup baik terhadap cekaman kekeringan. Seleksi genotipe hotong toleran cekaman kekeringan dan pengembangan indeks seleksi perlu dilakukan sebagai tahap awal pemuliaan hotong. Seleksi perlu dilakukan pada lingkungan dan fase tumbuh yang tepat. Fase pertumbuhan yang paling peka terhadap cekaman kekeringan pada tanaman hotong adalah fase generatif, sehingga evaluasi respon hotong terhadap cekaman kekeringan perlu dilakukakan pada fase tersebut. Metode staggered planting dapat dimanfaatkan untuk menyeragamkan waktu berbunga sejumlah genotipe hotong, sehingga cekaman kekeringan dapat diaplikasikan pada fase yang sama pada sejumlah genotipe yang dievaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengevaluasi keragaan agronomis genotipe hotong toleran dan peka terhadap cekaman kekeringan menggunakan metode staggered planting di rumah kaca, (2) menentukan indeks seleksi terhadap cekaman kekeringan yang tepat untuk tanaman hotong dan (3) mengevaluasi performa genotipe hotong hasil seleksi di lahan kering. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan 1 dilakukan di rumah kaca di Kebun Percobaan Cikabayan (240 m dpl) dari bulan Desember 2016 sampai April 2017. Sepuluh genotipe hotong yaitu ICERI-1, ICERI-2, ICERI-3, ICERI-4, ICERI-5, ICERI-6, ICERI-7, ICERI-8, ICERI-9 dan ICERI-10, ditanam pada pot berisi media campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1 (v/v) dengan menggunakan metode staggered planting dengan tujuan mendapatkan waktu berbunga yang bersamaan. Percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah sepuluh genotipe hotong. Faktor kedua adalah perlakuan periode kering yang terdiri atas kontrol dan 15 hari periode kering. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan sampai 18 minggu setelah tanam (MST), peubah vegetatif, generatif dan peubah komponen hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode kering selama 15 hari dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas hotong yaitu menyebabkan panjang daun bendera, lebar daun bendera, luas daun bendera, jumlah anakan, panjang malai, jumlah malai, bobot biji utuh malai utama, bobot biji utuh per tanaman, bobot biji total, panjang dan lebar biji yang lebih rendah dibandingkan pada kondisi kontrol. Periode kering selama 15 hari juga menyebabkan perubahan waktu bermalai menjadi cepat bermalai. Genotipe ICERI-3, ICERI-4 dan ICERI-7 memiliki bobot total biji per tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe ICERI-5 dan ICERI-6 dan genotipe lainnya pada kondisi kontrol. Sebaliknya, genotipe ICERI-5 dan ICERI-6 memiliki bobot biji total per tanaman tertinggi dibandingkan genotipe lainnya pada kondisi periode 15 hari kering. Bobot biji total per tanaman digunakan untuk mengevaluasi 13 indeks seleksi terhadap cekaman kekeringan pada hotong. Berdasarkan analisis komponen utama, indeks seleksi terhadap cekaman kekeringan yang diduga sesuai dengan toleransi tanaman hotong adalah SDI,GMP, STI, YI, YSI, HM, DI dan RDI. Nilai indeks seleksi terhadap cekaman kekeringan menunjukkan bahwa genotipe toleran adalah ICERI-5 dan ICERI-6, genotipe ICERI-7 dan ICERI-3 sebagai genotipe moderat sedangkan ICERI-4 dan ICERI-10 sebagai genotipe peka. Percobaan 2 dilakukan pada bulan Mei – Oktober 2017 di lahan kering desa Tarus, kabupatan Kupang dengan tujuan mengevaluasi performa genotipe hotong hasil seleksi di lahan kering. Tiga genotipe hotong yaitu ICERI-4, ICERI-6 dan ICERI-9 disemai pada tray dengan media campuran kompos dan arang sekam perbandingan 1:1 (v/v). Setelah bibit hotong berumur 2 MST dipindah tanam pada petak berukuran 2 m x 1 m dengan jarak tanam 20 cm x 10 cm. Percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor. Faktor pertama adalah tiga genotipe hotong, dan faktor kedua adalah kondisi kontrol dan 15 hari periode kering. Penerapan periode kering dilakukan saat 50% tanaman hotong pada petak telah berbunga. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan sampai 11 MST, peubah vegetatif, generatif dan peubah komponen hasil. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa cekaman kekeringan mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun bendera, dan jumlah anakan. Pengamatan komponen hasil menunjukkan bahwa ke tiga tanaman hotong mengalami penurunan bobot malai per tanaman, bobot biji malai utama dan bobot biji total per tanaman. Jumlah rachis pada genotipe ICERI-4 dan ICERI-9 mengalami penurunan, sedangkan pada ICERI-6 mengalami peningkatan. Hal ini terjadi juga pada panjang dan lebar biji, dimana genotipe ICERI-6 dan ICERI-9 juga mengalami peningkatan panjang dan lebar biji, sedangkan genotipe ICERI-4 mengalami penurunan ukuran biji.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant Biotechnologyid
dc.subject.ddcFoctail Milletid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleRespon Beberapa Genotipe Hotong [Setaria italica (L.) Beauv] terhadap Cekaman Kekeringan dengan menggunakan Metode Staggered Plantingid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcekaman abiotikid
dc.subject.keywordsinkronisasi pembungaanid
dc.subject.keywordindeks seleksiid
dc.subject.keywordserelia minorid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record