Nanopartikel Karbon dari Durian sebagai Inhibitor Korosi Tembaga
View/ Open
Date
2018Author
Anindita, Faradisa
Darmawan, Noviyan
Mas'ud, Zainal Alim
Metadata
Show full item recordAbstract
Pencegahan korosi menggunakan inhibitor korosi adalah salah satu metode
yang paling umum, efektif, dan ekonomis untuk melindungi logam di perairan laut.
Namun, sebagian besar senyawa organik dan anorganik yang dilaporkan sebagai
inhibitor korosi biasanya beracun atau memerlukan metode sintesis yang rumit.
Tujuan penelitian ini adalah menyintesis karbon dot sebagai inhibitor korosi ramah
lingkungan dari bahan baku durian, yang memiliki risiko yang rendah terhadap
pencemaran lingkungan, dan mengkaji aspek termodinamika dan kinetika
reaksinya. Karbon dot (C-dot) disintesis dengan metode pemanasan sederhana jus
durian dan etanol pada suhu 125℃ selama 12 jam untuk memperoleh bubuk halus
berwarna hitam yang kelarutannya sangat tinggi di dalam air.
C-dot hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR,
UV-Vis, dan Fluoresens. Larutan encer C-dot menampilkan warna coklat muda di
bawah sinar tampak dan memancarkan cahaya biru yang intens di bawah sinar UV
(366 nm), dengan emisi fluoresens maksimum pada panjang gelombang 519 nm.
Spektrum FTIR menunjukkan pita serapan yang didominasi oleh gugus yang
bersifat hidrofilik yakni pada bilangan gelombang 3258, 2924, 1750, 1590, 1402,
1055 dan 923 cm-1 berturut-turut berhubungan dengan gugus fungsi –OH, C–H,
C=O, C=C, C–O–C, S=O dan cincin epoksi. Adanya gugus fungsional ini
mendukung bahwa C-dot yang disintesis memiliki kelarutan yang sangat baik
dalam air. Selanjutnya, gugus fungsi permukaan C-dot yang kaya elektron seperti
ester dan oksida sulfur bermanfaat dalam pembentukan lapisan pelindung pada
permukaan tembaga sehingga korosi dapat dihambat.
Daya inhibisi korosi C-dot terhadap tembaga diamati dengan menggunakan
metode kehilangan bobot (weight loss) dan polarisasi potensiodinamik dalam
larutan NaCl 1%. Hasil pengujian menggunakan metode kehilangan bobot
diperoleh efisiensi inhibisi maksimum sebesar 74% pada konsentrasi C-dot 800
ppm, sementara dengan metode polarisasi potensiodinamik ditemukan efisiensi
inhibisi maksimum sebesar 89% pada konsentrasi C-dot 800 ppm. Berdasarkan data
polarisasi potensidinamik menunjukkan bahwa C-dot dapat menekan laju reaksi
katodik dan anodik secara bersamaan sehingga C-dot dapat diklasifikasikan sebagai
inhibitor tipe campuran.
Parameter termodinamika-kinetika korosi memperlihatkan bahwa kehadiran
C-dot sebagai inhibitor korosi menyebabkan reaksi berjalan semakin tidak spontan
dapat terbukti dengan nilai spontanitas (G*) yang bertambah. Nilai energi aktivasi
sampel yang lebih tinggi dibanding blanko mengindikasikan kehadiran C-dot
efektif untuk menurunkan laju korosi logam.