Analisis Ekonomi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Mangrove di Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2018Author
Auliansyah
Tridoyo, Kusumastanto
Agus, Sadelie
Metadata
Show full item recordAbstract
Penebangan mangrove di Pulau Tanakeke menyebabkan penurunan luas ekosistem mangrove secara signifikan. Selama 41 tahun luas mangrove yang terdegradasi mencapai 1.545,55 ha atau 61,90% dari total 2.496.66 ha. Akibat terjadinya penebangan ini, mangrove di Pulau Tanakeke pada tahun 2014 tersisa 951,11 ha. Kemudian hasil analisis citra Landsat_TM perekaman bulan Juli 2017 menunjukkan mangrove pengalami peningkatan luas sebesar menjadi 1.009,39 ha.
Hingga saat ini mangrove ditebang untuk bahan baku Arang, kayu bakar, tiang jaring sero/jermal dan rumput laut, serta dialihfungsikan menjadi lahan tambak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai potensi ekonomi total ekosistem mangrove yang masih tersisa, menilai dampak apa saja yang dirasakan oleh masyarakat akibat kerusakan ekosistem mangrove, mengestimasi kerugian ekonomi akibat kerusakan ekosistem mangrove serta menganalisis alternatif kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke. Penelitian ini menggunakan metode survei, pengambilan contoh dipilih secara purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah formula nilai ekonomi total (Total Economic Value/TEV), Willingnes To Accept (WTA), analisis regresi logistik dan Analysis Hierarchy Proces (AHP).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi total kawasan ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke dengan luas 1.009,39 ha adalah sebesar Rp. 211.994.227.103/thn atau Rp. 210.022.119/ha/thn. Nilai ini didapatkan dari hasil analisis manfaat langsung Rp. 185.900.930/ha/thn, manfaat tidak langsung Rp. 22.037.154/ha/thn dan manfaat pilihan Rp. 2.084.036/ha/thn. Dampak yang terjadi adalah menurunnya produktifitas perikanan, abrasi pematang tambak dan menurunnya kesuburan lahan tambak. Estimasi nilai kerugian ekonomi total kawasan mangrove sebesar Rp. 15.894.750.000/thn. Skenario aktual menunjukkan bahwa terus menurunnya luas ekosistem mangrove karena tidak ada upaya rehabilitasi, sedangkan pada skenario moderat dan optimistik, ekosistem mangrove terus mengalami pertambahan luas seiring dengan adanya upaya rehabilitasi. Keseimbangan pengelolaan ekosistem mangrove akan terjadi jika upaya rehabilitasi mencapai 4,73%/thn dan tingkat maksimum konversi seluas 1,39%/thn. Prioritas utama alternatif kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke adalah rehabilitasi dan pemeliharaan (0,362), sistem tebang tanam, pemberdayaan masyarakat (0,167), konservasi (0,161) serta pendidikan dan pelatihan (0,143).
Collections
- MT - Economic and Management [3180]
