Show simple item record

dc.contributor.authorHamny
dc.date.accessioned2010-04-29T02:06:59Z
dc.date.available2010-04-29T02:06:59Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9382
dc.description.abstractKancil (Tragulus javanicus) merupakan salah satu kekayaan biodiversitas yang dimiliki Indonesia. Hewan ini didistribusi di kawasan Asia Tenggara dan India. Kancil merupakan ruminansia terkecil yang memiliki potensi untuk dikaji lebih lanjut. Selain sebagai salah satu kekayaan biodiversitas yang dimiliki Indonesia, kancil juga potensial untuk dimanfaatkan sebagai alternatif sumber protein hewani dan sebagai model pada penelitian biomedis maupun ruminansia yang lebih besar karena penggunaannya dapat mengurangi biaya penelitian dan dosis bahan yang dipakai. Populasi kancil cenderung semakin menurun karena perusakan habitat dan perburuan sehingga upaya konservasi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu usaha untuk mendukung upaya tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang fisiologi reproduksi kancil betina. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari morfologi organ reproduksi kancil betina khususnya pada ovarium, perkembangan folikel dan pematangan oosit in vitro. Penelitian dilakukan terhadap morfologi dan morfometri ovarium (n=6) dan salurannya yang terdiri dari tuba Fallopii, uterus, serviks, dan vagina (n=7). Ovarium dan salurannya difiksasi dalam larutan Bouin dan diproses secara standar histologi. Preparat diwarnai dengan pewarnaan HE, AB, PAS, dan histokimia lektin. Sebanyak 18 oosit dengan morfologi normal dikultur dalam 100 μl drop MEM untuk proses pematangan in vitro. Morfologi organ reproduksi kancil relatif sama dengan ruminansia lainnya seperti domba dan sapi. Ovarium memiliki panjang sebesar 7.53±0.90 mm (kanan) dan 5.57±1.17 mm (kiri), lebar sebesar 4.45±0.50 mm (kanan) dan 3.55±0.50 mm (kiri). Ovarium memiliki berat 0.0570±0.0149 g (kanan) dan 0.0364±0.0061 g (kiri). Pada ovarium fase luteal, perkembangan folikel diklasifikasikan menjadi 10 tahapan perkembangan folikel berdasarkan bentuk dan lapis sel granulosa, zona pelusida dan ada tidaknya antrum folikuli. Jumlah folikel yang berkembang pada ovarium kiri lebih banyak dibandingkan ovarium kanan. Di antara folikel yang berkembang, diketahui diameter folikel dan oosit paling besar masing-masing sebesar 841.92±177.53 μm dan 85.71±4.59 μm. Oosit, matriks ekstraseluler dan zona pelusida kancil mengandung karbohidrat dengan residu gula manosa, glukosa, β-galaktosa, N-asetilgalaktosamin, Nasetilglukosamin, dan asam sialat, sedangkan cairan folikuli mengandung karbohidrat dengan residu gula β-galaktosa, N-asetilglukosamin, Nasetilgalaktosamin dan asam sialat. Pada kultur in vitro, terdapat 56% oosit yang mencapai MII setelah 26 jam kultur.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural Institute)
dc.titleStudi Morfologi Organ Reproduksi Kancil (Tragulus javanicus) dengan Tinjauan Khusus pada Ovarium, Perkembangan Folikel dan Pematangan Oosit In Vitroid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record