Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.authorSaragih, Novia Fitri Yanti
dc.date.accessioned2018-09-18T03:34:55Z
dc.date.available2018-09-18T03:34:55Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93828
dc.description.abstractKetersediaan bahan baku gula aren yang cukup berlimpah menjadikan usaha pengolahan gula aren menjadi pilihan masyarakat sebagai aktifitas produktif yang dilakukan setiap hari. Potensi keunggulan gula aren secara ekonomi mampu menopang pendapatan masyarakat pengolah gula aren. Provinsi Bengkulu merupakan salah satu produsen terbesar di Indonesia yang hingga saat ini masih menjadikan gula aren sebagai komoditas unggulan daerah, mampu menyerap hingga 5 488 kk tenaga kerja. Namun usaha pengolahan gula aren belum mampu menjalankan perannya secara optimal jika dibadingkan dengan Provinsi Banten yang sudah memproduksi gula aren dengan berbagai jenis produk serta mampu memasarkan hingga mancanegara. Hal tersebut disebabkan oleh faktor keterbatasan modal, teknologi belum modern, pasar yang masih lokal daerah serta harga yang diterima pengrajin. Faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pendapatan pengrajin, kuantitas maupun kontinyuitas produksi gula aren. Pilihan saluran pemasaran gula aren berperan dalam menentukan harga yang diterima oleh pengrajin yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh pengrajin. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis struktur biaya produksi dan pendapatan usaha gula aren (2) menganalisis saluran pemasaran dan kinerja pemasaran gula aren (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saluran pemasaran gula aren (4) menganalisis pengaruh saluran pemasaran yang dipilih terhadap pendapatan yang diperoleh pengrajin gula aren di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu sentra gula aren di Indonesia. Provinsi Bengkulu memiliki potensi produksi lebih tinggi dari Provinsi Banten yang sudah mencapai pasar mancanegara. Produksi gula aren Provinsi Bengkulu hingga saat ini masih mencukupi pasar lokal dan hanya dengan bentuk yaitu gula batok. Kondisi pengrajin gula aren cenderung sebagai price taker menjadikannya lemah atas penawaran harga. Data primer di peroleh dari 60 responden yang diambil secara purposif di Desa Air Meles Atas dan Sindang Jati sebagai desa sentra gula aren. Metode yang digunakan untuk menganalisis stuktur biaya adalah analisis pendapatan dengan menghitung penggunaan total biaya (biaya variabel dan biaya tetap) yang digunakan dalam satu kali proses produksi. Selanjutnya dengan pendekatan nilai profitabilitas dilihat kelayakan usaha pengolahan gula aren di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Mekanisme penentuan kinerja saluran pasar yang efisien digunakan indikator margin, farmer’s share dan analisis rasio keuntungan terhadap biaya (π/C). Metode Analisis regresi logistik biner digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin memilih saluran pemasaran gula aren. Selanjutnya digunakan metode regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh saluran pemasaran terhadap pendapatan usaha pengolahan gula aren. Hasil analisis struktur biaya menunjukkan bahwa dalam satu kali proses produksi gula aren besaran pendapatan rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar Rp 150 373. Nilai profitabilitas sebesar 1.23 (>0), artinya menguntungkan dan layak iii untuk dilakukan. Terdapat 5 saluran pemasaran gula aren di daerah penelitian. Hasil pengukuran kinerja pemasaran menggunakan indikator margin, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Ditentukan saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran 4 dan dan 5. Pada Saluran tersebut pengrajin menyalurkan gula aren melalui PBD (pengumpul besar desa) dan tujuan akhir masing-masing adalah konsumen lokal dan pembeli/pedagang luar provinsi. Lembaga pemasaran yang berhubungan langsung dengan pengrajin gula aren adalah pengepul kecil desa (PKD) dan pengepul besar desa (PBD). PBD memberikan harga yang lebih tinggi (Rp 15 252) dibandingkan dengan harga yang diberikan PKD (Rp 14 970) kepada pengrajin gula aren. Hasil analisis faktor-faktor pengrajin memilih saluran pemasaran menggunakan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor jumlah produksi, harga gula aren serta adanya keterikatan hutang terhadap pengepul mempengaruhi pengrajin gula aren memilih saluran pemasaran. Adanya keterikatan hutang terhadap pengepul memiliki nilai peluang yang paling tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa pengrajin yang memiliki keterikatan hutang terhadap lembaga yang memberikan harga tinggi akan lebih menguntungkan pengrajin gula aren. Pilihan saluran pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan yaitu jika pengrajin menjual ke lembaga PBD akan meningkatkan pendapatan pengrajin sebesar Rp 390 per kg.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcMarketing analysisid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBengkulu-Sumatera Selatanid
dc.titleAnalisis Struktur Biaya dan Pemasaran Gula Aren di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkuluid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordchannel choiceid
dc.subject.keywordgula arenid
dc.subject.keywordpendapatanid
dc.subject.keywordregresi binary logistikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record