Show simple item record

dc.contributor.advisorDjajakirana, Gunawan
dc.contributor.advisorDarmawan
dc.contributor.authorHimmah, Nur 'Izza Faiqotul
dc.date.accessioned2018-09-18T03:34:27Z
dc.date.available2018-09-18T03:34:27Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93827
dc.description.abstractKehilangan hara dari pupuk sering menjadi masalah yang menyebabkan rendahnya efisiensi pemupukan dan juga memicu isu pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dikembangkan pupuk yang pelepasan unsur haranya bersifat lambat (slow-release fertilizer/SRF). Salah satu cara untuk mengontrol atau memperlambat pelepasan hara dari pupuk adalah dengan teknik pelapisan (coating). Dewasa ini, penggunaan pelapis yang bersifat biodegradable untuk membuat pupuk lepas-lambat lebih disukai karena ramah lingkungan. Pati dan selulosa termasuk bahan-bahan yang bersifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan membuat SRF menggunakan berbagai jenis pati dan selulosa sebagai bahan pelapis, menguji laju pelepasan hara pupuk yang telah dibuat, dan mempelajari pengaruh pemberian SRF tersebut terhadap pertumbuhan dan serapan hara tanaman jagung. Lima jenis pati (singkong, jagung, sagu, terigu, dan beras ketan) dan carboxymethyl cellulose (CMC) digunakan sebagai bahan pelapis untuk melapisi pupuk NPK granul. Pupuk NPK yang telah dilapisi (NPK SRF) kemudian diuji laju pencuciannya dengan uji perkolasi dan dilanjutkan dengan aplikasi pupuk tersebut pada tanaman jagung di rumah kaca. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jenis pati yang digunakan sebagai pelapis berpengaruh terhadap laju pelepasan hara dari NPK SRF yang telah dibuat. Pupuk NPK SRF dengan pelapis pati sagu menunjukkan laju pelepasan hara yang lambat dan jumlah hara tercuci yang lebih sedikit, yang juga berefek terhadap pertumbuhan tanaman jagung yang lebih lambat, seperti yang diharapkan dari SRF. Dengan demikian, pati sagu memiliki potensi yang baik sebagai bahan pelapis untuk pembuatan pupuk lepas-lambat. Akan tetapi, sifat lepas-lambat dari pupuk ini kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman setahun seperti jagung. Di sisi lain, NPK SRF dengan pelapis pati singkong, pati jagung, terigu, pati beras ketan, dan CMC menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa bahan-bahan tersebut lebih sesuai digunakan sebagai pelapis pupuk bagi tanaman setahun seperti jagung. Penggunaan pati dan CMC sebagai bahan pelapis yang biodegradable dalam penelitian ini memiliki kemungkinan dapat mempengaruhi aktivitas mikrob tanah, sehingga pelepasan hara pupuk NPK yang telah dilapisi menjadi lebih cepat dibandingkan pupuk NPK yang tidak dilapisi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoil Agrotechnologyid
dc.subject.ddcFertilizerid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePerbandingan Efektivitas Berbagai Jenis Pati dan Carboxymethyl Cellulose sebagai Bahan Pelapis Pupuk NPK Lepas- Lambat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiodegradableid
dc.subject.keywordisu lingkunganid
dc.subject.keywordpencucianid
dc.subject.keywordperkolasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record