Show simple item record

dc.contributor.advisorWahjunie, Enny Dwi
dc.contributor.advisorTarigan, Suria D
dc.contributor.authorResubun, Mariana Lusia
dc.date.accessioned2018-09-18T03:12:22Z
dc.date.available2018-09-18T03:12:22Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93822
dc.description.abstractKondisi DAS Cisangkuy yang mengalami penurunan fungsi dapat dilihat dari kejadian banjir di musim hujan dan bencana kekeringan di musim kemarau. Beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung mengalami banjir tahunan. Pada tahun 2013, banjir setinggi dua meter menyebabkan Kecamatan Balendah diisolasi. Perubahan penggunaan lahan akibat peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang terjadi di DAS Cisangkuy, ditengarai sebagai penyebab menurunnya kondisi hidrologi di daerah aliran sungai. Penurunan kondisi hidrologi dapat berdampak pada distribusi air sepanjang tahun. Seiring dengan penurunan kondisi hidrologi, ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan manusia juga menurun. Di sisi lain, kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan seperti kebutuhan domestik (rumah tangga), pertanian, peternakan, perikanan darat, dan industri semakin meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan air baku di DAS Cisangkuy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap respon hidrologi DAS Cisangkuy, menganalisis neraca ketersediaan dan kebutuhan air DAS Cisangkuy, dan menganalisis upaya konservasi air. Berdasarkan hasil penelitian, perubahan penggunaan lahan antara tahun 2005 – 2010 tertinggi terjadi pada penggunaan pemukiman yakni sebesar 732.9 ha. Penurunan penggunaan lahan tertinggi terjadi pada pertanian lahan kering, yakni sebesar 928.1 ha. Selama periode 2010 – 2015, penggunaan lahan di DAS Cisangkuy mengalami perubahan secara dinamis. Luas areal hutan tanaman meningkat sebesar 1 092.5 ha. Lahan semak belukar menurun 547 ha. Pertanian lahan kering campur semak dan pertanian lahan kering mengalami penurunan masing-masing seluas 487 ha dan 376 ha. Perubahan tersebut menyebabkan nilai koefisien regim sungai (KRS) pada tahun 2005 sebesar 11.66 dan naik menjadi 3 925.50 pada tahun 2010, pada tahun 2015 nilai KRS turun menjadi 38.36. Perubahan KRS pada tahun 2010 lebih disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga terjadi banjir sesaat. Nilai koefisien aliran tahunan (KAT) mengalami penurunan dari tahun 2005, 2010 dan 2015 yaitu 0.33, 0.30 dan 0.21. Hal ini menunjukkan direct run off cenderung mengalami penurunan dari tahun 2005 – 2015. Ketersediaan air tahunan DAS Cisangkuy selama tahun 2003 – 2015 berdasarkan debit andalan 80 % adalah 571 584 403 m3tahun-1. Kebutuhan air total pada tahun 2005, 2010 dan 2015 masing-masing sebesar 648 546 430 m3tahun-1, 682 773 944 m3tahun-1 dan 741 799 467 m3tahun-1, sehingga menunjukkan terjadinya kekurangan air (defisit) pada tahun 2005, 2010 dan 2015 masing-masing sebesar 76 962 026 m3tahun-1, 111 189 540 m3tahun-1 dan 170 215 063 m3tahun-1. Upaya konservasi air dapat dilakukan melalui pengelolaan sumberdaya air terpadu, baik secara struktural maupun non-struktural.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcWatershedsid
dc.subject.ddcWater availabilityid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air di DAS Cisangkuyid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDAS Cisangkuyid
dc.subject.keywordrespon hidrologiid
dc.subject.keywordneraca airid
dc.subject.keywordkonservasi airid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record