dc.description.abstract | Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi hampir setiap tahun di
Indonesia. Penggunaan api dalam perladangan sebagai ciri khasnya sering
dikaitkan dengan karhutla. Perladangan tidak selalu menyebabkan karhutla karena
masyarakat menerapkan pengetahuan lokalnya. Teori perubahan budaya dan teori
adopsi inovasi digunakan sebagai basis penelitian ini. Penelitian ini difokuskan
pada perubahan praktik perladangan menjadi perkebunan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan perubahan praktik perladangan menjadi perkebunan
khususnya teknologi penggunaan api dan organisasi sosial yang diterapkan
masyarakat, menjelaskan faktor-faktor pendorong perubahan teknologi dan
organisasi sosial serta menjelaskan dampak dari perubahan praktik perladangan
menjadi perkebunan terhadap karhutla.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli
2017. Penelitian lapangan dilakukan di Kampung Olak dan Sungai Rawa
Kabupaten Siak Provinsi Riau. Alasan pemilihan kampung penelitian dipilih
Kampung Olak yang tidak rawan terjadi karhutla, sedangkan Kampung Sungai
Rawa termasuk kampung rawan terjadi karhutla. Berdasarkan pendataan terhadap
populasi petani yang membuka dan menyiapkan lahan terdapat 104 rumah tangga
petani di Kampung Olak dan 72 rumah tangga petani di Kampung Sungai Rawa.
Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil sampel 30 petani pada
masing-masing kampung. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan
observasi. Data sekunder dikumpulkan melalui pencatatan dokumen.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan api dipraktikkan untuk
penyiapan lahan perladangan, yang umumnya dilakukan secara gotong-royong.
Periode masa perladangan dan tahun-tahun terjadinya karhutla menunjukkan
bahwa praktik perladangan tidak menyebabkan terjadinya karhutla. Faktor ciri
individu umur, pendidikan, pendapatan dan luas usaha tani tidak memberikan
pengaruh besar terhadap berubahnya perladangan menjadi perkebunan khususnya
pada teknologi penggunaan api dan organisasi petani dalam penyiapan lahan.
Petani takut ditangkap atau dipidana merupakan alasan utama petani mengadopsi
teknologi. Penggunaan api masih banyak dipraktikkan untuk penyiapan lahan
perkebunan, umumnya dilakukan dengan tidak berorganisasi atau perorangan,
meskipun sebagian petani telah mengadopsi teknologi moderen yaitu penyiapan
lahan menggunakan alat berat.
Kebakaran lahan yang terjadi pada masa praktik perkebunan menunjukkan
bahwa pembukaan lahan perkebunan merupakan salah satu penyebab terjadinya
karhutla. Adopsi teknologi moderen dalam penyiapan lahan perkebunan petani
perlu mendapat perhatian dari pihak terkait. Petani harus didukung dalam
penyediaan alat berat untuk penyiapan lahan karena mahalnya biaya sewa alat
berat tersebut. | id |