Show simple item record

dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.advisorAgus, Sadelie,
dc.contributor.authorRahmawati
dc.date.accessioned2018-08-29T04:33:19Z
dc.date.available2018-08-29T04:33:19Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93371
dc.description.abstractEkosistem mangrove memiliki beberapa fungsi yakni ekologis, ekonomi dan sosial. Namun pertumbahan penduduk dan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat terutama di wilayah pesisir mengakibatkan adanya perubahan lahan dan pemanfaatan mangrove secara berlebihan. Gangguan pada fungsi ekologi mangrove terjadi akibat adanya aktivitas masyarakat yang bersifat destruktif. Tujuan dari penelitian adalah mengindentifikasi peruntukan lahan berdasarkan perubahan lahan mangrove dari beberapa tahun terakhir, mengetahui persepsi masyarakat mengenai pemanfaatan ekosistem mangrove, mengestimasi nilai manfaat ekonomi ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Timur, menformulasikan model pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Timur secara keberlanjutan dengan sistem dinamik, serta merumuskan alternatif kebijakan dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengindentifikasi perubahan lahan mangrove dengan citra land sat, persepsi masyarakat dengan analisis persepsi mengunakan skala likert, mengestimasi nilai ekonomi total ekosistem mangrove dengan valuasi ekonomi, menganalisis keberlanjutan dengan analisis dinamik, serta menentukan rumusan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan dengan teknik AHP. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan luas mangrove terjadi sangat besar dalam jangka tahun 1990-2017. Pada tahun 1990 luas mangrove adalah sebesar 23.210,55 ha, namun pada tahun 2017 berdasarkan hasil citra menunjukkan luas mangrove tersisa seluas 9.655,65 ha. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa sikap masyarakat yang sangat setuju dengan rencana pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Masyarakat juga merasakan dampak positif adanya kawasan mangrove, meskipun sebagian besar masyarakat juga menilai bahwa konversi dapat menghasilkan pendapatan. Berdasarkan metode valuasi ekonomi yang dilakukan diperoleh nilai ekonomi total ekosistem mangrove tahun 2017 dengan mangrove seluas 9.655,65 ha yaitu Rp 1.67 triliun per tahun. Analisis dinamik menunjukkan bahwa luas mangrove, mengalami penurunan namun populasi penduduk mengalami peningkatan selama prediksi tiga puluh tahun ke depan sehingga kegiatan rehabilitasi harus dilakukan secara konstan oleh pemerintah daerah. Berdasarkan analisis kebijakan menggunakan AHP diperoleh kesimpulan bahwa prioritas pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan adalah rehabilitasi ekosistem mangrove dengan nilai skor 0.414 atau 41 persen. Berdasarkan hasil rangkaian analisis dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang tepat diterapkan dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan adalah kebijakan rehabilitasi, penetapan sebagai kawasan konservasi, pembatasan konversi, pengelolaan mangrove secara silvofishery atau wanamina, pelibatan stakeholders dan pengelolaan berbasiskan masyarakat setempat dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcLand Policyid
dc.subject.ddcMangroveid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcAceh Timurid
dc.titleKebijakan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Secara Berkelanjutan di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Acehid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanalisis dinamikid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordmangroveid
dc.subject.keywordpersepsi masyarakatid
dc.subject.keywordpengelolaan berkelanjutanid
dc.subject.keywordvaluasi ekonomiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record