Pengelolaan Lanskap Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok Berbasis Masyarakat di Kota Bandung

Abstract

Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok (KWK Dago Pojok) adalah kampung kota yang ditetapkan Pemerintah Kota Bandung sebagai tujuan wisata kreatif serta pusat budaya dan seni. Kampung wisata ini memiliki keunggulan pada masyarakatnya yang mampu menciptakan industri kreatif dan memanfaatkan lingkungan kampung sebagai ruang kreatif. Beberapa permasalahan seperti ancaman perubahan lingkungan dan belum optimalnya pengelolaan kampung wisata ini dapat mengancam keberlanjutannya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi lanskap eksisting, menganalisis keberlanjutan masyarakat, menganalisis persepsi dan preferensi serta menyusun rekomendasi pengelolaan. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan tiga tahapan yaitu pengumpulan data, analisis, dan penyusunan rekomendasi. Tahap analisis terdiri atas evaluasi lanskap KWK Dago Pojok, Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) dari GEN (2000) serta analisis persepsi dan preferensi masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi lanskap kampung wisata, terdapat tiga unit analisis (RT 02, 03, dan 09) termasuk dalam kategori baik sedangkan unit RT lainnya masuk dalam kategori sedang dan buruk. Hasil PKM terhadap aspek ekologi (skor 178), sosial (skor 306), dan spiritual (skor 308) menghasilkan nilai total (skor 792) yang menunjukkan status keberlanjutan mencapai suatu awal yang baik sebagai ecovillage. Adapun hasil analisis persepsi dan preferensi menunjukkan penerimaan masyarakat setempat terhadap konsep pengelolaan berbasis masyarakat dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis, diusulkan rekomendasi pengelolaan berbasis masyarakat dengan konsep pelestarian kampung serta tindakan pengelolaan berdasarkan tiga zona tingkat pengelolaan (intensif, semi intensif, dan ekstensif). Rekomendasi pengelolaan berfokus pada pelestarian lingkungan alami, pengolahan limbah cair domestik, penyediaan ruang publik kreatif, pengembangan industri kreatif, pelestarian budaya, dan sinergi pemangku kepentingan.