dc.description.abstract | Penyakit busuk bulir bakteri (Burkholderia glumae) statusnya menjadi
penting dalam beberapa tahun terakhir di berbagai negara termasuk Indonesia.
Peningkatan intensitas penyakit diduga akibat perubahan ketahanan tanaman dan
ras patogen yang berkaitan dengan perubahan iklim global dan peningkatan
aktivitas importasi benih padi. Informasi mengenai penyakit ini di Indonesia
masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mempelajari gejala dan infeksi B. glumae
pada benih padi berbagai varietas dari Pulau Jawa dan konfirmasi dengan
polymerase chain reaction (PCR). Sampel benih padi terdiri atas 25 varietas baik
unggul, lokal, maupun hibrida impor diperoleh dari berbagai lokasi di Pulau Jawa.
Sampel benih acak diambil untuk menentukan insidensi penyakit dan terpilih
berdasarkan adanya gejala pada permukaan bulir. Umur benih, tingkat
perkecambahan biji, dan insidensi penyakit berdasarkan gejala pada permukaan
benih dari masing-masing varietas cukup bervariasi. Penurunan tingkat
perkecambahan benih tidak dipengaruhi oleh tingginya insidensi penyakit maupun
usia benih saat pengujian. B. glumae positif terdeteksi pada sebagian besar sampel
benih padi varietas unggul dan lokal dengan PCR, tetapi tidak terdeteksi pada
benih padi hibrida. Jenis-jenis gejala busuk pada permukaan bulir bervariasi dari
ringan hingga berat. Hampir semua jenis gejala pada permukaan benih juga
berasosiasi positif dengan B. glumae melalui konfirmasi PCR. Patogen juga
terdeteksi dalam biji padi tanpa gejala dengan PCR. Biji bergejala busuk
menyebabkan penurunan daya kecambah berkisar 1-55%, penurunan
pertumbuhan bibit 3-41%, dan penghambatan panjang akar berkisar 5-63%. Benih
tanpa gejala dapat menghasilkan tanaman bergejala dan tanpa gejala. Benih dan
bibit tanpa gejala dan bergejala juga terbukti berasosiasi dengan B. glumae
melalui konfirmasi PCR. | id |