Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Nurheni
dc.contributor.advisorWilarso, Sri
dc.contributor.authorGunawan
dc.date.accessioned2018-08-28T07:42:59Z
dc.date.available2018-08-28T07:42:59Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93052
dc.description.abstractPeningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan, papan, dan energi. Hal tersebut akan memicu terjadinya alih fungsi lahan. Konversi hutan di dataran tinggi akan menyebabkan kerusakan fungsi hutan sehingga terjadi bencana alam (erosi, banjir, tanah longsor). Penanganan bencana tersebut melalui program rehabilitasi lahan. Bentuk rehabilitasi yang dapat mengakomodasi kepentingan ekonomi masyarakat dan kepentingan konservasi lahan adalah pembangunan hutan rakyat agroforestri. Pemilihan jenis merupakan kunci keberhasilan agroforestri. Jenis tanaman kehutanan yang digunakan adalah eucalyptus, sedangkan jenis tanaman sayuran merupakan jenis paling banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pertumbuhan tanaman eucalyptus, menganalisis produktivitas tanaman sayuran, dan menganalisis kesuburan tanah pada pola agroforestri tanaman sayuran berbasis eucalyptus. Penelitian dilaksanakan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Ada dua penelitian yaitu: Penelitian pertama menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu pola tanam (monokultur dan agroforestri) dan kelas umur (umur 2, 4, dan 6 tahun). Penelitian kedua menggunakan rancangan acak kelompok petak terbagi dengan petak utama tingkat naungan (tanpa naungan, naungan eucalyptus umur 2, 4, dan 6 tahun) anak petaknya adalah jenis sayuran (kubis dan wortel). Pola tanam eucalyptus berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi, pertumbuhan tajuk, panjang akar dan kedalaman akar eucalyptus, sedangkan pertumbuhan diameter tidak berpengaruh nyata. Kelas umur eucalyptus berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter, tajuk, panjang akar, dan kedalaman akar tanaman eucalyptus, sedangkan pada pertumbuhan tinggi tanaman tidak berpengaruh nyata. Intensitas naungan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sayuran namun tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan betakaroten pada wortel dan vitamin c pada kubis. Produktivitas tanaman kubis pada monokultur, agroforestri eucalyptus umur 2, 4 dan 6 tahun berturut-turut 23.95, 11.14, 8.27, dan 6.58 ton h-1. Produktivitas tanaman wortel pada monokultur, agroforestri eucalyptus umur 2, 4 dan 6 tahun berturut-turut 18.33, 16.89, 11.76, dan 13.04 ton h-1. Status kesuburan tanah termasuk dalam kategori sedang pada semua plot baik monokultur maupun dibawah eucalyptus umur 2, 4, dan 6 tahun. Pola tanam Agroforestri mampu meningkatkan status kesuburan tanah menjadi ketegori tinggi. Sebelum penanaman nilai rata-rata KTK adalah sebesar 24.72 me/100gr, kejenuhan basa 64.19%, P2O5 35.57 me/100gr, K2O 213.48 me/100gr, dan C-organik 3.54 %. Setelah panen nilai rata-rata KTK adalah sebesar 25.36 me/100gr, kejenuhan basa 66.04%, P2O5 77.05 me/100gr, K2O 652.83 me/100gr, dan C-organik 3.84 %.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcAgroforestryid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcGarut, Jawa Baratid
dc.titleAgroforestri Tanaman Sayuran Berbasis Eucalyptus sp. di Dataran Tinggi (Kasus Di Hulu DAS Cimanuk, Kabupaten Garut).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordintensitas naunganid
dc.subject.keywordkelas umurid
dc.subject.keywordkubisid
dc.subject.keywordproduktivitasid
dc.subject.keywordwortelid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record