Show simple item record

dc.contributor.advisorCahyadi, Eko Ruddy
dc.contributor.advisorHardjomidjojo, Hartrisari
dc.contributor.authorSabiila, Reza Ahda
dc.date.accessioned2018-08-16T08:06:09Z
dc.date.available2018-08-16T08:06:09Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92627
dc.description.abstractSistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) merupakan instrumen pembenahan tata kelola (good governance) melalui verifikasi kepastian kayu legal yang dipanen, diangkut, diolah, serta dipasarkan oleh unit usaha kehutanan Indonesia. Penerapan SVLK bersifat mandatory (wajib). Pasca diterapkannya SVLK, kinerja ekspor produk kehutanan mengalami peningkatan. Meski demikian, peningkatan ekspor tersebut hanya didominasi oleh industri besar. Sementara, perkembangan perdagangan produk kayu pada usaha skala kecil menengah belum banyak dilaporkan. Industri skala mikro dan kecil memiliki kesulitan tersendiri untuk memenuhi standar SVLK. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan menganalisis jaringan distribusi, kesiapan industri rumah tangga mebel dan biaya penerapan SVLK, simulasi kelayakan finansial penerapan SVLK pada industri rumah tangga mebel. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah metode survei dengan melakukan observasi langsung dan wawancara yang dipandu oleh kuesioner kepada industri rumah tangga mebel. Pengumpulan data primer dilakukan dengan purposive sampling. Prosedur pelaksanaannya dilakukan dengan wawancara mendalam dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan saluran distribusi kayu rakyat mempunyai tiga alternatif saluran pemasaran kayu rakyat di Yogyakarta. Total pendapatan industri rumah tangga mebel adalah Rp 32,742,857/bulan. Biaya total untuk proses produksi adalah Rp 26,245,851/bulan. Produksi rata-rata perbulan industri rumah tangga mebel adalah 9.53 m3/bulan. Rasio biaya penerapan SVLK terhadap keuntungan adalah 4.00 %. Dari hasil perhitungan, untuk mendapatkan NPV yang positif maka peningkatan penjualan harus mencapai 12% di tahun pertama dan mengalami peningkatan secara berkelanjutan di tahun berikutnya. Nilai NPV yang didapatkan adalah Rp 10,011,212. Nilai BCR dan IRR yang didapatkan adalah 1,13 dan 18%. Analisis biaya manfaat menunjukkan sertifkasi SVLK layak untuk dilakukan meskipun memberikan kenaikan yang tidak signifikan bagi industri rumah tangga mebel. Industri rumah tangga dengan kapasitas bahan baku 144 m3 per tahun harus menutupi biaya penerapan SVLK dengan kenaikan penjualan 12% di tahun pertama setelah menerapkan SVLK dan terus naik di tahun tahun berikutnya. Pada tahun kedua, nilai cashflow yang didapatkan oleh industri rumah tangga negatif. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut biaya meningkat oleh kegiatan peninjauan kembali yang menjadi prasyarat SVLK. Ketertarikan industri rumah tangga mebel dalam menerapkan SVLK masih minim. Industri rumah tangga akan tertarik dalam menerapkan SVLK apabila program bantuan pembiayaan untuk sertifikasi dan jaminan keterbukaan pasar ekspor setelah penarapan SVLK.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcSmall sclae industryid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcYogyakarta-JATENGid
dc.titleKesiapan Industri Rumah Tangga Mebel terhadap Penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu di Yogyakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanalisis biaya manfaatid
dc.subject.keywordbiaya penerapanid
dc.subject.keywordindustri rumah tanggaid
dc.subject.keywordperbaikan tata kelolaid
dc.subject.keywordsistem verifikasi legalitas kayuid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record