Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi, Purwiyatno
dc.contributor.advisorPurnomo, Eko Hari
dc.contributor.authorDewi, Nur Fitriana
dc.date.accessioned2018-08-16T08:05:04Z
dc.date.available2018-08-16T08:05:04Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92624
dc.description.abstractDi Indonesia, Susu cair berperisa yang merupakan produk pangan steril komersial diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam Peraturan Kepala BPOM (PerKa BPOM) nomor 24 tahun 2016. Regulasi ini mengatur bahwa pangan steril komersial harus memiliki nilai F0 minimum 3 menit. Pada proses sterilisasi dengan sistem batch, proses tunggu sebelum proses sterilisasi tidak dapat dihindarkan. Periode waktu antara setelah proses pengisian pada botol hingga proses sterilisasi selanjutnya disebut sebagai waktu tunggu. Waktu tunggu menjadi salah satu faktor kritis karena mempengaruhi jumlah mikroba awal yang akan dieliminasi pada sterilisasi. Sebagai akibatnya, lama waktu tunggu diduga dapat mempengaruhi kebutuhan nilai F0. Peningkatan nilai F0 salah satunya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan suhu sterilisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh waktu tunggu dan suhu sterilisasi pada beberapa mutu susu berperisa vanila. Susu berperisa vanila digunakan sebagai model dalam penelitian. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap. Penelitian tahap pertama adalah untuk mengevaluasi perubahan suhu, peningkatan jumlah mikroba, serta perubahan pH dan viskositas selama waktu tunggu sampai 6 jam pada suhu ruang (29-30˚C). Pengamatan dilakukan setiap satu jam. Tahap kedua, susu berperisa vanila dari tahap 1 dipanaskan pada suhu 121.9˚C, 122.6˚C, 123.9˚C serta dicek penurunan mutu seperti organoleptik, pH, viskositas, vitamin B1 dan C. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan signifikan selama waktu tunggu hingga 6 jam terhadap jumlah mikroba mesofilik, termofilik dan total spora serta pH dan viskositas. Seluruh produk susu berperisa vanila yang telah mendapatkan perlakuan waktu tunggu dan proses sterilisasi pada suhu 121.9˚C (nilai F0 11.00-13.54 menit), 122.6˚C (nilai F0 15.49-17.01 menit), 123.9˚C (nilai F0 20.53-21.46 menit) dapat diterima secara organoleptik seperti rasa, warna dan aroma. Meskipun demikian terjadi penurunan vitamin B1 pada proses sterilisasi dengan suhu 121.9˚C, 122.6˚C dan 123.9˚C berturut-turut sebesar 6-7%, 10%, 22-23%. Penurunan vitamin C pada suhu 121.9 ˚C sebanyak 45-50%, 122.6˚C dan 123.9˚C sebanyak 100% (dibawah limit deteksi alat pengukur). Perlakuan waktu tunggu tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan mutu susu cair berperisa vanila (pH, viskositas, vitamin B1 dan vitamin C) (P>0.05). Dari hasil ini menunjukan bahwa pada suhu 121.9˚C (F0 11- 13.54 menit) serta waktu tunggu hingga 6 jam dapat menjadi pilihan terbaik dalam produksi susu cair berperisa steril komersial.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Sciencesid
dc.subject.ddcPreservation Animalid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Waktu Tunggu dan Suhu Sterilisasi Terhadap Mutu Susu Cair Berperisa Steril Komersialid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordnilai F0id
dc.subject.keywordsteril komersialid
dc.subject.keywordsusu cairid
dc.subject.keywordvitamin B1id
dc.subject.keywordwaktu tunggu sterilisasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record