dc.description.abstract | Padi memegang peranan penting karena sebagai salah satu makanan pokok di dunia. Kebutuhan beras akan meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk. Kondisi iklim yang senantiasa berubah memberikan cekaman kekeringan yang berdampak pada pertumbuhan padi dan produksi padi terutama di lahan tadah hujan. Perakitan varietas padi sawah tadah hujan yang memiliki hasil tinggi dan toleran kekeringan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Perakitan varietas padi secara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses seleksi untuk mendapatkan galur murni. Penerapan teknik kultur antera dapat mempercepat perolehan galur murni sehingga proses seleksi dapat dilaksanakan lebih awal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh galur-galur yang memiliki sifat agronomi yang baik, berproduksi tinggi, dan toleran kekeringan.
Percobaan pertama bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan karakter agronomi dan potensi hasil galur-galur dihaploid padi sawah tadah hujan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor pada bulan September 2016 sampai Februari 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Materi yang digunakan yaitu 28 galur dihaploid dan 2 varietas pembanding yaitu Ciherang dan Inpari 18. Evaluasi karakter agronomi menghasilkan 15 galur hasil seleksi yang memiliki agronomi baik sesuai dengan kriteria padi sawah tadah hujan yaitu tinggi tanaman sedang, jumlah gabah isi banyak, dan potensi hasil tinggi. Galur-galur tersebut memiliki karakteristik yaitu tinggi tanaman sedang hingga tinggi (114.0-138.7 cm), gabah isi sedang hingga banyak (107.0-157.3), dan potensi hasil (4.4-6.3 ton/ha). Galur-galur yang diperoleh dapat diuji lebih lanjut untuk mengidentifikasi galur yang unggul.
Percobaan kedua bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat toleransi 31 genotipe padi pada seleksi toleransi kekeringan menggunakan PEG 6000 konsentrasi 25% pada fase perkecambahan. Percobaan dilakukan di rumah kaca BB Biogen Cimanggu Bogor, menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama ialah 31 genotipe padi sedangkan faktor kedua ialah 2 taraf PEG 6000, yaitu konsentrasi 0 dan 25%. Hasil analisis ragam dan analisis korelasi mendapatkan karakter-karakter penting yaitu persentase perkecambahan, panjang akar seminal, dan bobot kering akar seminal yang dapat digunakan sebagai karakter untuk melakukan seleksi pada fase perkecambahan. Hasil analisis cluster heatmap menunjukkan bahwa CG-7-72-1-5 merupakan satu-satunya galur dihaploid yang bersama Salumpikit dan Inpari 18 mengelompok sebagai genotipe toleran kekeringan, sementara 10 genotipe lainnya yaitu CG-7-72-1-1, CG-7-72-1-2, CG-7-72-1-6, CG-7-72-1-7, CG-8-9-1-2, CG-8-9-1-4, CG-8-9-1-5, CG-8-93-1-1, CG-8-97-1-1, dan CG-8-97-1-2 bersama Ciherang merupakan genotipe yang moderat toleran terhadap kondisi kekeringan.
Dari rangkaian penelitian dapat memperoleh 10 galur dihaploid padi sawah tadah hujan yang berdaya hasil tinggi (4.1-5.2 ton/ha) yang adaptif kondisi kekeringan dengan kategori moderat-toleran kekeringan. Galur-galur tersebut adalah CG-7-72-1-5, CG-7-72-1-1, CG-7-72-1-2, CG-7-72-1-6, CG-7-72-1-7, CG-8-9-1-2, CG-8-9-1-4, CG-8-9-1-5, CG-8-93-1-1, dan CG-8-97-1-1. Galur-galur tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai galur unggul untuk padi sawah tadah hujan. | id |