Hubungan Harga Perumahan dan Variabel Makroekonomi 17 Negara di Dunia: Pendekatan Model Nonlinear Autoregressive Distributed Lag.
View/ Open
Date
2018Author
Muthia, Ayu Citra
Achsani, Noer Azam
Irawan, Tony
Metadata
Show full item recordAbstract
Menurut Yeap dan Lean (2017), perumahan dipandang sebagai aset investasi
yang dapat melindungi kekayaan investor dari peningkatan tingkat harga. Di negara
maju maupun berkembang, pembangunan sektor properti, seperti perumahan,
meningkat cukup pesat. Oleh karena itu, sektor perumahan memainkan peran
penting dalam perekonomian suatu negara. Dari sisi penawaran, berkembangnya
sektor perumahan akan meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, dari sisi permintaan, adanya
ekspektasi masyarakat terhadap keuntungan di masa depan dari investasi di sektor
perumahan membuat harga perumahan meningkat dan nantinya dapat
menyebabkan volatilitas yang tinggi pada harga perumahan (Selim, 2008).
Peningkatan harga perumahan yang terus menerus dan tidak terkendali dapat
menimbulkan bubble property yang akan berdampak pada neraca keuangan dan
kondisi makroekonomi suatu negara, seperti yang terjadi di Jepang tahun 1990 dan
Amerika Serikat tahun 2008. Sebagian besar literatur yang meneliti pasar
perumahan menggunakan pemodelan dengan kerangka linear (simetris). Namun,
pemodelan linear tidak dapat menjelaskan keadaan ekonomi yang sebenarnya,
dimana terdapat informasi asimetris yang membuat adanya perbedaan keputusan
akibat perbedaan keadaan. Karena ketidaksempurnaan pasar keuangan, seperti yang
disebabkan oleh informasi asimetris di pasar keuangan, yang menyebabkan
kegagalan di pasar (Greenwald dan Stiglitz 1993).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika antara harga perumahan
dan faktor makroekonomi yang mempengaruhinya dengan data kuartalan dari 17
negara di dunia yang dibagi menjadi lima kelompok negara, yaitu advanced
economies with gloom cluster, advanced economies with bust and boom cluster,
emerging and developing economies with bust and boom cluster, advanced
economies with boom cluster, emerging and developing economies with boom
cluster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoregressive
distributed lag (ARDL) dan nonlinear autoregressive distributed lag (NARDL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model nonlinear bekerja lebih baik
daripada model linear dalam menentukan pengaruh variabel makroekonomi (indeks
harga konsumen dan real gross domestic product) terhadap harga perumahan,
sehingga penerapan model simetris linier dapat menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat dalam analisa pasar perumahan. Pada hasil estimasi jangka panjang
asimetris, sebagian besar pasar perumahan lebih dipengaruhi oleh penurunan IHK
dibandingkan peningkatan IHK, sedangkan peningkatan GDP lebih berpengaruh
signifikan terhadap pasar perumahan dibandingkan penurunan GDP.
Indeks harga konsumen dan real gross domestic product mempengaruhi
harga perumahan secara asimetris di sebagian besar pada kelompok negara bust and
boom cluster, baik di advanced economies maupun emerging and developing
economies. Namun, untuk kelompok negara advanced economies with gloom
cluster, emerging and developing economies with boom cluster, dan advanced
economies with boom cluster, sebagian besar harga perumahan di negara-negara
ii
tersebut tidak dipengaruhi oleh indeks harga konsumen dan real gross domestic
product.
Sebagian besar negara di kelompok advanced economies tidak memiliki efek
asimetri pada jangka panjang. Namun, untuk negara-negara di kelompok advanced
economies yang termasuk wilayah Asia dan sekitarnya, efek asimetri pada jangka
panjang masih terlihat. Selain itu, terlihat jika sebagian besar negara pada kelompok
emerging and developing economies with boom cluster tidak memiliki efek asimetri
pada jangka panjang. Sebagian besar negara memiliki efek asimetri yang lebih
besar pada penurunan dibandingkan dengan peningkatan indeks harga konsumen
dan real gross domestic product.
Secara akumulatif dengan mempertimbangkan asymmetric dynamic
multiplier, guncangan yang terjadi pada penurunan indeks harga konsumen dan real
gross domestic product memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan indeks harga konsumen dan real gross domestic product terhadap
harga perumahan di sebagian besar negara.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]