Show simple item record

dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.advisorSadono, Dwi
dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo
dc.contributor.authorListiana, Indah
dc.date.accessioned2018-07-30T01:28:50Z
dc.date.available2018-07-30T01:28:50Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92543
dc.description.abstractPemanfaatan teknologi informasi oleh penyuluh sangat penting untuk dilakukan. Diera digital ini petani membutuhkan sumber informasi yang aktual dan cepat. Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi petani, diharapkan dengan penyuluh memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkan kapasitasnya. Kondisi penyuluhan di Indonesia pada awal era reformasi cenderung terabaikan, kondisi penyuluhan semakin lemah dengan dengan diterbitkanya Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, hal ini membuat kelembagaan penyuluh melemah yang mengakibatkan peran penyuluh tidak optimal, dan banyak kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan filosofi penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas petani, hal ini menuntut penyuluh untuk mampu meningkatkan kapasitas dirinya agar dapat melaksanakan berbagai peran dengan baik. Jika kapasitas penyuluh rendah dampak negatif yang ditimbulkan adalah rendahnya kepercayaan petani terhadap penyuluh, perbaikan kesejahteraan dan peningkatan kapasitas petani akan sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu penelitian tentang bagaimana meningkatkan kapasitas penyuluh dengan memanfaatkan teknologi informasi menjadi penting untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pemanfaatan teknologi informasi oleh penyuluh dalam menggunakan TI cyber dan TI konvensional serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (2) Menganalisis kapasitas penyuluh dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (3) Merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas penyuluh melalui pemanfaatan teknologi informasi dan faktor lainnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode sensus melibatkan sejumlah responden dari seluruh populasi. Populasi penelitian ini adalah penyuluh yang berada di wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP)/ Balai Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang telah terfasilitasi internet yang seluruhnya berjumlah 355 yang tersebar di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Way Kanan. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada jumlah populasi penyuluh di lokasi penelitian. Jumlah populasi sebanyak 355 penyuluh PNS dan THL seluruhnya dijadikan responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji beda, uji korelasi, uji regresi dan analisis SEM (Structural Equation Models). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah penyuluh kapasitasnya sedang, dan hampir 30 persen penyuluh kapasitasnya rendah hingga sangat rendah sedangkan penyuluh dengan kapasitas tinggi tidak sampai 20 persen. Tidak ada perbedaan nyata antara kapasitas penyuluh PNS dan penyuluh THL dalam menjalankan fungsi penyuluhan menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang system penyuluhan. Pemanfaatan teknologi informasi oleh peyuluh masih rendah, lebih dari dua pertiga penyuluh jarang memanfaatkan teknologi informasi. Rendahnya penyuluh memanfaatkan teknologi informasi, mengindikasikan bahwa penyuluh dalam mencari informasi hanya bergantung pada ketersediaan informasi dari dinas terkait. Rendahnya penyuluh dalam memanfaatkan teknologi informasi cyber dan teknologi informasi konvensional berdampaknya rendahnya penyuluh dalam memanfaatkan teknologi informasi hal ini menyebabkan rendahnya pengetahuan penyuluh akan hal-hal baru. Derasnya arus informasi jika tidak diimbangi dengan kapasitas penyuluh, maka dengan sendirinya penyuluh akan ditinggalkan. Karakteristik pribadi penyuluh yang dicerminkan oleh motivasi dan kekosmopolitan, dukungan lembaga penyuluhan, ketersediaan media konvensional, dan pemanfaatan teknologi informasi memiliki pengaruh positif terhadap kapasitas penyuluh. Sebaliknya dukungan lembaga lain memberi pengaruh negatif terhadap kapasitas penyuluh. Pemanfaatan teknologi informasi dan ketersediaan media konvensional memiliki pengaruh paling besar terhadap kapasitas penyuluh jika dibandingkan variabel lainnya. Model penyuluhan yang efektif untuk meningkatkan kapasitas penyuluh adalah mendorong penyuluh untuk memanfaatkan teknologi informasi dengan memastikan ketersediaan teknologi informasi konvensional dan ketersediaan teknologi informasi cyber, meningkatkan dukungan penyuluhan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap penyuluh untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, meningkatkan motivasi penyuluh dalam bekerja, meningkatkan kekosmopolitan penyuluh dengan memberikan kesempatan dan dana bagi penyuluh agar dapat keluar dari system sosialnya dalam mencari informasi yang menunjang kinerja penyuluh dan juga pola dukungan lembaga lain harus diperbaiki agar terjadi keterpaduan antar lembaga.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcExtentionid
dc.subject.ddcExtention Officerid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcPropinsi Lampungid
dc.titlePengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kapasitas Penyuluh di Provinsi Lampung.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkapasitas penyuluhid
dc.subject.keywordpemanfaatan teknologi informasiid
dc.subject.keywordkepuasan petaniid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record