Show simple item record

dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.advisorSusanto, Djoko
dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo
dc.contributor.authorAsmoro, Hendro
dc.date.accessioned2018-07-30T01:28:23Z
dc.date.available2018-07-30T01:28:23Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92541
dc.description.abstractPengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) kurang optimal sehingga produktivitas rendah dan pemasaran lemah, padahal potensi komoditas ini yang dapat dikelola oleh masyarakat tinggi. Kurang optimalnya pengelolaan hasil hutan bukan kayu diduga berkaitan dengan rendahnya kemandirian kelompok tani hutan yang dipengaruhi oleh kualitas pemberdayaan, karakteristik anggota kelompok, keefektifan kepemimpinan kelompok, dukungan penyuluhan, dukungan faktor lingkungan/eksternal kelompok, dan faktor internal kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut, permasalahannya adalah mengapa pemberdayaan kurang efektif dalam meningkatkan kemandirian kelompok tani hutan mengelola hasil hutan bukan kayu dan bagaimana strategi peningkatan kualitas pemberdayaan dan kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu? Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengukur tingkat kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemberdayaan dan kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu, dan (3) merumuskan strategi peningkatan kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu. Desain penelitian adalah survey dengan teknik Cluster Random Sampling.Populasi penelitian adalah kelompok tani hutan pengelola hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung dan Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.Pemilihan lokasi ditetapkan dengan merujuk pada keberadaan dan perkembangan kelompok tani hutan pengelola komoditas hasil hutan bukan kayu serta Permenhut P.21/2009. Pengambilan data dilakukan bulan Desember 2016 sampai dengan April 2017 dengan menggunakan kuisioner pada responden sebanyak 248 orang di kelompok tani pengelola komoditas hasil hutan bukan kayu terpilih. Simpulan dari penelitian adalah :Pertama, Kualitas pemberdayaan dan kemandirian kelompok tani hutan dalam pemberdayaan hasil hutan bukan kayu termasuk dalam kategori sedang dan cenderung rendah. Kedua, Faktor-faktor dominan yang memengaruhi rendahnya kualitas pemberdayaan KTH dalam pengelolaan HHBK adalah : (a) lemahnya dukungan penyuluhan, (b) kurang kondusifnya faktor internal kelompok, (c) lemahnya pendidikan non formal dan (d) lemahnya pengalaman berusaha menuju kemandirian. Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayuadalah : (a) kurangnya keefektivan kepemimpinan kelompok (b), rendahnya kualitas pemberdayaan,dan (c) kurang kondusifnya faktor internal kelompok. Ketiga, Strategi peningkatan kualitas pemberdayaan kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu melalui: (1)Peningkatan Dukungan Penyuluhan dan (2) Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan yang kondusif. Peningkatan Dukungan Penyuluhan, melalui:(1) Penguatan 4 keberadaan kelembagaan penyuluhan sesuai amanat UU 16 Tahun 2006, (2) Peningkatan kompetensi Penyuluh Kehutanan PNS dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), (3) Pengembangan metode penyuluhan yang memberdayakan, partisipatif dan dialogis berbasis pemecahan masalah, (4) Pengembangakan materi penyuluhan yang efektif dan sesuai kebutuhan berbasis daya saring, daya saing dan daya sanding, dan (5) Fasilitasi prasarana penyuluhan yang efektif. Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan yang kondusif, melalui: (1) Pelatihan penguatan kelembagaan kelompok (fungsi dan administrasi) dan (2) Pelatihan pengembangan usaha kelompok mengarah pada daya saring, daya saing dan daya saring. Keempat, Strategi peningkatan kemandirian kelompok dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu, meliputi:(1)Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan yang kondusif, (2) Peningkatan Keefektivan Kepemimpinan Kelompok, (3) Peningkatan Kualitas Pemberdayaan yang pastisipatif dan memberdayakan, (4) Penguatan faktor lingkungan/eksternal yang sistematik dan bersinergi, dan (5) Peningkatan Dukungan Penyuluhan.Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan yang kondusif melalui: (1) Pelatihan penguatan kelembagaan kelompok (fungsi dan administrasi) dan (2) Pelatihan pengembangan usaha kelompok berbasis daya saring, daya saing dan daya saring. Peningkatan Keefektivan Kepemimpinan Kelompok melalui pelatihan peningkatan kapasitas kepemimpinan kelompok. Peningkatan Kualitas Pemberdayaan yang pastisipatif dan memberdayakan melalui peningkatan keefektivan metode, materi dan sarana pemberdayaan.Penguatan faktor lingkungan/eksternal yang sistematik dan bersinergi melalui pembentukan kelompok kerja yang kolaboratif dan sinergi.Peningkatan Dukungan Penyuluhan, melalui: melalui: (1) Penguatan keberadaan kelembagaan penyuluhan sesuai amanat UU 16 Tahun 2006, (2) Peningkatan kompetensi Penyuluh Kehutanan PNS dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), (3) Pengembangan metode penyuluhan yang memberdayakan, partisipatif dan dialogis berbasis pemecahan masalah, (4) Pengembangakan materi penyuluhan yang efektif dan sesuai kebutuhan mengarah pada daya saring, daya saing dan daya sanding, dan (5) Fasilitasi prasarana penyuluhan yang efektif.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcExtentionid
dc.subject.ddcForest Farmerid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcLampung Timurid
dc.titleKemandirian Kelompok Tani Hutan dalam Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Lampung Timur dan Slemanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordhasil hutan bukan kayuid
dc.subject.keywordkelompok tani hutanid
dc.subject.keywordkemandirianid
dc.subject.keywordpemberdayaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record