Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Bagus Priyo$Astuti
dc.contributor.advisorAtabany, Afton
dc.contributor.advisorTaufik, Epi
dc.contributor.authorHamdan, Akhmad
dc.date.accessioned2018-07-30T01:27:52Z
dc.date.available2018-07-30T01:27:52Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92539
dc.description.abstractPenelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan ternak kambing Peranakan Etawah (PE) sebagai ternak penghasil daging dan susu pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak. Secara khusus tujuan penelitian ini (1) Mengkaji daya dukung pakan dan produktivitas kambing PE pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak di Kalimantan Selatan (2) Mengkaji respon fisiologis dan kinerja produksi kambing PE pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak di Kalimantan Selatan (3) Menyusun rekomendasi strategi pengembangan usahatani ternak kambing PE pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak di Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan di Desa Pematang Danau Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (agroekosistem lahan kering) dan di Desa Gambah Dalam Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (agroekosistem lahan rawa lebak) di Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan April 2014 sampai dengan Januari 2015. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap yakni daya dukung wilayah untuk pengembangan ternak kambing, pengaruh tingkat pemberian pakan tambahan terhadap respon fisiologis dan kinerja produksi dan analisis strategis pengembangan kambing PE pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak di Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroklimat, sumberdaya lahan, sumber daya manusia, kelembagaan, kepemilikan ternak, dukungan pemerintah dan kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia berdasarkan satuan ternak (KPPTR_ST) pada agroekosistem lahan kering memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan lahan rawa lebak dalam pengembangan ternak ruminansia di Kalimantan Selatan. Agroekosistem lahan rawa lebak walaupun memiliki potensi yang lebih kecil, agroekosistem ini masih memiliki potensi untuk pengembangan ternak ruminansia, khususnya ternak kambing PE. Tingkat pemberian pakan tambahan berpengaruh terhadap respon fisiologis dan kinerja produksi kambing PE yang sedang laktasi. Respon fisiologis (denyut jantung, respirasi, suhu rektal dan suhu permukaan kulit) kambing PE laktasi cenderung meningkat seiring tingkat pemberian pakan tambahan dan waktu pengamatan (jam 7.00, 9.00, 11.00, 13.00, 15.00 dan 17.00 Wita). Respon fisiologis tertinggi terjadi pada tingkat pemberian pakan tambahan sebesar 70% dan pada waktu pengamatan siang hari (jam 13.00). Kinerja produksi (konsumsi pakan dan produksi susu) kambing PE laktasi meningkat seiring dengan tingkat pemberian pakan tambahan. Kinerja produksi kambing PE di lahan kering lebih baik dibandingkan di lahan rawa lebak. Rata-rata peningkatan respon fisiologis kambing PE yang dipelihara pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak masih berada pada kondisi ambang batas toleransi bagi kambing PE untuk dapat berproduksi dengan baik. Minat beternak yang tinggi, pembinaan dan penyuluhan intensif, respon petani terhadap teknologi yang cukup tinggi, dan kelembagaan kelompok yang cukup kuat serta ketersediaan tekonologi, peluang pasar, dukungan pemerintah, ketersediaan pakan dengan lahan yang luas adalah faktor internal dan eksternal yang berperan penting dalam potensi pengembangan usaha peternakan kambing PE pada agroekosistem lahan kering. Faktor internal dan eksternal yang berperan penting dalam pengembangan peternakan kambing PE pada agroekosistem lahan rawa lebak adalah lahan pertanian yang luas kaitannya dengan ketersediaan pakan sepanjang tahun, pengalaman beternak, sarana dan prasarana yang mendukung, serta adanya kelembagaan kelompok ternak, adanya peluang pasar, dukungan pemerintah dan sumberdaya alam yang luas. Potensi pengembangan usaha peternakan kambing PE pada agroekosistem lahan kering memiliki potensi yang besar dan menguntungkan untuk pengembangan usaha peternakan kambing PE, sedangkan pada agroekosistem lahan rawa lebak memiliki potensi rendah, namun masih berpeluang untuk dikembangkan. Strategi yang menjadi prioritas untuk pengembangan kambing PE pada agroekosistem lahan kering adalah melalui penetapan wilayah pengembangan, sedangkan pada lahan rawa lebak adalah melalui perbaikan manajemen pemeliharaan. Agroekosistem lahan kering dan rawa lebak memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan ternak kambing PE dintinjau dari potensi mikroklimat, sumber daya lahan dan manusia, sumberdaya ternak, peluang pasar dan kebijakan pemerintah daerah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcGoatid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKalimantan Selatanid
dc.titleProspek dan strategi pengembangan kambing Pernakan Etawah pada agroekosistem lahan kering dan rawa lebak di Kalimantan Selatanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagroekosistemid
dc.subject.keywordkambing Peranakan Etawahid
dc.subject.keywordlahan keringid
dc.subject.keywordrawa lebakid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record