Show simple item record

dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorRahayu, Welly
dc.date.accessioned2018-07-09T01:10:07Z
dc.date.available2018-07-09T01:10:07Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92478
dc.description.abstractKehadiran sebuah usaha pertambangan di suatu wilayah merupakan titik awal berlangsungnya proses pebangunan di wilayah tersebut, karena kegiatan pertambangan itu akan memicu bergeraknya roda ekonomi yang semakin cepat. Proses eksploitasi sumber daya tambang yang melibatkan berbagai sumber daya dalam jumlah besar serta digunakannya teknologi tinggi dalam kegiatan tersebut akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung dalam kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM), bahan pangan, pembangunan infrastruktur dan kebutuhan energi. Tuntutan ini akan memberikan efek pengganda (multiplier effects) terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar. Oleh karena itu keberadaan perusahaan di wilayah tersebut diharapkan akan mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan sekitarnya dan sekaligus berfungsi sebagai penggerak ekonomi pembangunan di kawasan tersebut. Elsam (2003), menyatakan bahwa kehadiran perusahaan pertambangan di suatu daerah niscaya membawa kemajuan terhadap warga di sekitarnya. Dengan kehadiran perusahaan pertambangan, akan dibangun berbagai infrastruktur yang diperlukan masyarakat, seperti jalan, aliran listrik, air bersih, transportasi, dan jaringan komunikasi. Namun demikian, sejalan dengan dampak positif dalam hal pembangunan ekonomi tersebut, kegiatan pertambangan juga mengakibatkan berbagai perubahan dalam lingkungan fisik di wilayah dimaksud. Perubahan ini adalah konsekuensi logis yang tidak terhindarkan sehingga perlu dicermati, diantisipasi dan direncanakan upaya pencegahan serta penanggulan kerugian yang mungkin terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi dan perkembangan wilayah desa sekitar tambang, mengidentifikasi potensi pemanfataan lahan bekas tambang dan menyusun arahan strategi pemanfaatan lahan bekas tambang untuk perkembangan wilayah sekitar tambang. Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis hirarki wilayah menggunakan metode skalogram untuk mengetahui kondisi dan perkembangan wilayah desa-desa sekitar tambang. Identifikasi potensi pemanfaaan lahan bekas tambang dengan menggunakan analisis potensi untuk mengetahui jenis tanaman yang tepat sebagai tanaman reklamasi yang dilakukan dengan analisis prefensi terlebih dahulu kemudian dikaji tingkat kesesuaian lahan di lahan bekas tambang. Setelah itu dilakukan analisis finansial guna mengkaji jenis tanaman kayu cepat tumbuh dan tanaman serbaguna yang digunakan dalam reklamasi lahan bekas tambang yang memberikan manfaat ekonomi tertinggi bagi masyarakat. Penyusunan arahan strategi pemanfaatan lahan bekas tambang untuk perkembangan wilayah sekitar tambang menggunakan Analisis A’WOT yang merupakan penggabungan antara metode Analytic Hierarchy Proces (AHP) dan Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT). Aktivitas pertambangan menyebabkan peningkatan jumlah fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi di wilayah desa sekitar tambang. Hal ini juga berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Pengembangan Desa (IPD) di wilayah desa sekitar tambang dan hirarki wilayah. Dari 23 (dua puluh tiga) desa yang ada di sekitar tambang PT. ITP tidak ada yang masuk ke dalam Hirarki 1. Hal ini bisa terjadi karena IPD juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Peningkatan perkembangan wilayah sekitar tambang juga ditunjang oleh kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. ITP terhadap desa binaan dengan melakukan berbagai pembangunan infrastruktur dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang memberi dampak positif terhadap perkembangan wilayah desa sekitar tambang. Berdasarkan analisis potensi dan analisis finansial untuk arahan pemanfaatan lahan bekas tambang yang dipilih sebagai tanaman reklamasi adalah tanaman sengon karena tanaman sengon mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, umurnya yang relatif singkat dan sudah bisa dipanen pada usia 5 tahun. Selain itu tanaman sengon fungsinya melekat sebagai tanaman penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis sangat cocok ditanam pada lahan pascatambang batu kapur dan tanah liat. Strategi yang menjadi prioritas dalam pemanfaatan lahan bekas tambang untuk perkembangan wilayah sekitar tambang berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam analisis A’WOT adalah (a) masyarakat menemukan potensipotensi SDA unggulan non tambang yang dapat dijadikan sumber pendapatan ekonomi baru seperti sektor pertanian, peternakan, perikanan ,kehutanan dan home industri (b) pengembangan masyarakat disekitar tambang melalui peningkatan program-program pembinaan dan penyuluhan oleh PT. ITP (c) melibatkan masyarakat lebih luas dalam pemanfaatan lahan bekas tambang untuk mendukung perkembangan wilayah di sekitar tambang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional Planningid
dc.subject.ddcLand Useid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePerencanaan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang untuk Mendukung Perkembangan Wilayah Sekitar Tambang di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup Kabupaten Bogor.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpertambanganid
dc.subject.keywordhirarki desaid
dc.subject.keywordreklamasiid
dc.subject.keywordlahan bekas tambangid
dc.subject.keywordkesesuaian lahanid
dc.subject.keywordanalisis finansialid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record