dc.description.abstract | Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya
cukup penting bagi perekonomian nasional. Pengembangan dan produktivitas
tanaman kakao masih dibatasi oleh kondisi lahan dan iklim yang tidak sesuai, serta
tingginya gangguan infeksi patogen. Penggunaan bakteri agens hayati sebagai
penghasil mekanisme antibiosis, kompetisi, dan induksi resistensi pada tanaman
diharapkan mampu menjadi alternatif pengendalian penyakit pada tanaman. Bakteri
epifit yang berada pada permukaan tanaman memiliki potensi sebagai agens hayati,
dengan menghasilkan senyawa yang bersifat antibiosis dan kemampuan
menginduksi ketahanan tanaman. Namun penelitian bakteri epifit sebagai agens
hayati yang dapat menghasilkan enzim kitinase dan memicu sistem ketahanan
kakao belum banyak berkembang.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan isolat bakteri epifit dari tanaman kakao
yang dapat menghasilkan enzim kitinase, menginduksi sistem ketahanan tanaman
dan memicu pertumbuhan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agens hayati.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen
Proteksi Tanaman, dan Rumah Kaca Cikabayan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor (IPB). Penelitian berlangsung mulai bulan Juni 2016 sampai Mei
2017. Bakteri epifit diisolasi dari tanaman kakao sehat di antara hamparan tanaman
kakao yang terserang luas penyakit vascular streak dieback di tiga lokasi yang
berbeda, yaitu Sumatera Barat (Kab. Solok), Sulawesi Tenggara (Kab. Konawe),
dan Jawa Barat (Kab. Cianjur). Isolat bakteri epifit selanjutnya diseleksi secara in
vitro (uji reaksi hipersensitif, uji hemolisis pada media agar darah, dan uji
kitinolitik). Bakteri hasil seleksi in vitro diseleksi lebih lanjut secara in planta (uji
daya kecambah benih kakao, pengamatan pertumbuhan kakao, dan pengukuran
produksi senyawa fitoaleksin). Karakterisasi bakteri epifit sebagai calon agens
hayati dengan pengujian produksi enzim fosfatase, produksi hormon IAA, dan
pewarnaan Gram. Selanjutnya bakteri epifit yang potensial sebagai penghasil enzim
kitinase dan induksi ketahanan tanaman kakao diidentifikasi menggunakan teknik
molekuler berdasarkan sekuen gen 16S rRNA.
Bakteri epifit yang berhasil diisolasi berjumlah 235 isolat. Isolat bakteri epifit
dari bagian ranting sebanyak 65 isolat (28%), daun 78 isolat (33%), dan pucuk 92
isolat (39%). Hasil seleksi menunjukkan bahwa 42 isolat memproduksi enzim
kitinase dan tidak menunjukkan reaksi nekrosis pada uji reaksi hipersensitif serta
menunjukkan hasil yang negatif pada uji hemolisis pada media agar darah.
Selanjutnya enam isolat (CPNA 5, SRWA 6, PDWA 8, CDWA 12, CDWA 13, dan
PPWA 9) dari 42 isolat memiliki kemampuan menginduksi ketahanan tanaman
kakao pada pengujian rumah kaca. Hal ini terlihat dari produksi senyawa fitoaleksin
(cyclohexene, 2-methoxy-guaiacol, dan 2,3-dihidrobenzofuran) pada enam isolat
tersebut. Konsentrasi relatif senyawa cyclohexene secara nyata terlihat meningkat
pada isolat CPNA 5, SRWA 6, dan PDWA 8, sedangkan nilai konsentrasi relatif
senyawa 2-methoxy-guaiacol dan 2,3-dihidrobenzofuran tidak konstan pada
keenam isolat. Isolat CPNA 5, dan CDWA 12 mampu memicu peningkatan tinggi
pertumbuhan kakao. Identifikasi bakteri menggunakan teknik molekuler pada tiga
isolat terpilih CPNA 5, PDWA 8, dan SRWA 6, teridentifikasi berturut-turut
sebagai Stenotrophomonas maltophilia, Bacillus cereus, dan Pseudomonas sp..
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait bakteri epifit
yang berpotensi sebagai agens hayati dan pemicu sistem ketahanan pada tanaman
kakao. | id |