Deteksi Fusarium verticillioides dan Penicillium oxalicum pada Benih Jagung dengan Fiber Optic Fluorescence Spectroscopy
View/ Open
Date
2018Author
Nurzannah, Sri Endah
Soekarno, Bonny Poernomo Wahyu
Tondok, Efi Toding
Maddu, Akhiruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung merupakan tanaman pangan yang bernilai ekonomi tinggi di
Indonesia dan di berbagai negara. Salah satu penyebab produksi jagung di
Indonesia masih rendah adalah penyakit tumbuhan. Fusarium verticillioides dan
Penicillium oxalicum merupakan cendawan patogen penting yang terbawa benih
jagung. Pengujian kesehatan benih ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang disebabkan oleh patogen terbawa benih. Deteksi
dan identifikasi cendawan patogen terbawa benih merupakan langkah penting
untuk pengendalian patogen penyebab penyakit tanaman yang efektif. Salah satu
teknologi potensial dapat dikembangkan sebagai metode deteksi cendawan
patogen terbawa benih yaitu fiber optic fluorescence spectroscopy. Penelitian ini
bertujuan mengembangkan alternatif metode deteksi cendawan terbawa benih
yang lebih cepat, akurat, dan sederhana berdasarkan metabolit sekunder yang
dihasilkan melalui mekanisme fluorescence.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Departemen Proteksi
Tanaman Institut Pertanian Bogor, Biotechnology Research Indonesian
(BIORIN), Laboratorium Spektroskopi Optik Departemen Fisika Institut
Pertanian Bogor, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor pada
November 2016 hingga Juni 2017. Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu
(1) persiapan penelitian untuk mendapatkan isolat murni F. verticillioides dan
P. oxalicum, (2) kalibrasi fluorescence spectroscopy, meliputi pengukuran
panjang gelombang metabolit yang dihasilkan isolat cendawan target dan kalibrasi
fluorescence spectroscopy cendawan target sebagai metabolit cendawan standar,
(3) deteksi F. verticillioides dan P. oxalicum pada benih jagung, meliputi
pembuatan suspensi cendawan target dan aplikasi fluorescence spectroscopy
untuk deteksi cendawan target pada benih jagung, dan (4) menganalisis senyawa
metabolit F. verticillioides dan P. oxalicum menggunakan Py-GCMS .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis cendawan yang
diperoleh dari hasil pengujian kesehatan benih dengan blotter test dengan deep
freezing. Fusarium verticillioides dan Penicillium oxalicum sebagai cendawan
patogen terbawa benih jagung utama dengan rasio benih terinfeksi masing-masing
40% dan 24%. Metabolit F. verticillioides menghasilkan spektrum blue-green
fluorescence pada panjang gelombang emisi 505 nm dan P. oxalicum
menghasilkan spektrum green fluorescence pada panjang gelombang emisi
552 nm. Konsentrasi minimum metabolit F. verticillioides yang dapat dideteksi
pada panjang gelombang emisi fluorescence 505 nm adalah sampai tingkat
pengenceran 10-8 sedangkan panjang gelombang emisi metabolit P. oxalicum
dapat dideteksi sampai tingkat pengenceran 10-10. Tingkat pengenceran metabolit
F. verticillioides dan P. oxalicum memengaruhi intensitas fluorescence yang
dihasilkan. Semakin rendah tigkat pengenceran metabolit maka semakin rendah
intensitas fluorescence yang dihasilkan. Media ekstrak jagung tidak memengaruhi
pengukuran metabolit F. verticillioides dan P. oxalicum dengan panjang
gelombang 502 nm. Deteksi F. verticillioides dan P. oxalicum pada benih jagung
dengan metode fiber optic fluorescence spectroscopy menunjukkan hasil yang
cukup akurat dengan waktu inkubasi 24 jam. Metode tersebut lebih cepat
dibandingkan dengan metode blotter test yang membutuhkan waktu 7 hari.
Panjang gelombang emisi fluorescence metabolit F. verticillioides
pada benih jagung dengan inokulasi buatan dan tanpa inokulasi buatan yang
diinkubasi pada media ekstrak jagung dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%
menghasilkan panjang gelombang emisi 505 nm dan P. oxalicum pada benih
jagung dengan inokulasi buatan dan tanpa inokulasi buatan yang diinkubasi pada
media ekstrak jagung dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100% menghasilkan
panjang gelombang emisi 552 nm. Perbedaan konsentrasi media ekstrak jagung
memberikan pengaruh pada jumlah nutrisi yang tersedia untuk F. verticillioides
dan P. oxalicum dalam memproduksi metabolit. Semakin kecil konsentrasi media
ekstrak jagung maka semakin sedikit sampel uji yang terdeteksi panjang
gelombang emisi metabolit cendawan F. verticillioides dan P. oxalicum. Senyawa
metabolit utama dalam metabolit F. verticillioides adalah fumonisin B1 (58.87%)
dan dalam metabolit P. oxalicum adalah okratoksin A (73.40%).
Penelitian ini dapat digunakan sebagai metode pengujian kesehatan benih yang
cepat, mudah, murah, dan akurat berdasarkan metabolit sekunder yang dimiliki oleh
cendawan. Setiap cendawan menghasilkan metabolit sekunder spesifik yang akan
memancarkan cahaya fluorescence dengan panjang gelombang yang spesifik pula apabila
dikenai cahaya ultraviolet (UV) dan near ultraviolet (NUV).
Collections
- MT - Agriculture [3993]
