Show simple item record

dc.contributor.advisorBudiarti, Sri
dc.contributor.advisorRusmana, Iman
dc.contributor.authorNur, Annisa, Rahmawati
dc.date.accessioned2018-06-26T04:39:19Z
dc.date.available2018-06-26T04:39:19Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92389
dc.description.abstractLuka bakar adalah luka atau kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan adanya interaksi kulit dengan sumber panas seperti api, listrik, bahan kimia, air panas, petir dan lain-lain. Keadaan yang tidak steril pada luka bakar memudahkan terjadinya infeksi oleh mikrob terhadap luka. Klebsiella pneuomoniae merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menginfeksi luka bakar. Patogenitas bakteri tersebut didukung dengan faktor-faktor virulensi yang dimiliki sehingga memudahkan dalam melakukan infeksi. Penggunaan antibiotik adalah salah satu terapi yang umumnya digunakan untuk mengatasi terjadinya infeksi luka bakar, tetapi saat ini telah banyak diketahui adanya bakteri yang telah resisten antimikrob salah satunya yaitu K. pneumoniae. Resistensi tersebut mengakibatkan efek antibiotik menjadi tidak efektif lagi sehingga perlu ditemukan alternatif lain untuk mendampingi penggunaan antibiotik dalam pengobatan luka bakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan fag litik yang efektif dalam melisiskan K. pneumoniae yang resisten antibiotik penginfeksi luka bakar. Fag litik K. pneumoniae diisolasi dari limbah padat dan cair peternakan sapi perah Instut Pertanian Biologi. Bakteri inang yang digunakan merupakan koleksi dr. Mariyati bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bakteri tersebut diisolasi dari pasien luka bakar. Bakteri inang terlebih dahulu di identifikasi morfologi, karakter fisiologi dengan uji IMViC, uji hemolisin pada agar darah, pewarnaan kapsul dan uji resistensi antibiotik. Isolasi fag dilakukan dengan metode dua lapis agar, keberadaan fag ditandai oleh terbentuknya plak (zona bening). Fag litik berhasil ditemukan pada limbah penampungan feses sapi dan air limbah saluran pembuangan awal. Fag kemudian dipilih berdasarkan karakteristik plak yang terbentuk dan jumlah plak yang tumbuh pada media. Fag dengan jumlah terbanyak yaitu 1.104 × 107 PFUmL-1 yang berasal dari air limbah penampungan feses sapi dengan karakteristik plak jernih bentuk reguler dengan ukuran yang berbeda masing-masing adalah 2 mm untuk FK1 dan 1 mm untuk FK4 dipilih untuk dimurnikan. Karakteristik morfologi fag FK1 dan FK4 diamati menggunakan mikroskop elektron transmisi (TEM) JEOL JEM-1010 menunjukkan bahwa kedua plak merupakan fag yang memiliki kapsid ikosahedral dengan ukuran diameter masing-masing fag yaitu 21 nm (FK1) dan 40.91 nm (FK4) serta ekor pendek dengan ukuran panjang ekor 8.40 nm (FK1) dan 13.64 nm (FK4) sehingga memiliki kemiripan dengan fag anggota famili Podoviridae. Aktivitas pelisisan bakteri inang K. pneumoniae oleh fag FK1 dan FK4 dilakukan dengan melihat penurunan jumlah populasi bakteri setiap dua jam selama delapan jam pengamatan. Kemampuan pelisisan bakteri inang oleh kedua fag berbeda – beda. Pemberian fag FK1 (9.2 × 108 PFU mL-1 ) mampu melisiskan bakteri K. pneumoniae (1.93 × 107 CFU mL-1) pada dua jam pertama sebesar 99.88% dan memiliki nilai efektivitas tertinggi pada jam ke-4 dan ke-6 yaitu 99.95% , akan tetapi mengalami penurunan aktivitas pada jam ke-8 setelah infeksi menjadi 85.53%. Pemberian fag FK4 (1.42 × 107 PFU mL-1) terhadap bakteri iii inang K. pneumoniae (1.93 × 107 CFU mL-1) menunjukkan bahwa fag dapat menurunkan populasi bakteri pada dua jam setelah infeksi dengan nilai persentasi penurunan populasi bakteri sebesar 99.75% dan memiliki nilai efektivitas yang tertinggi pada jam ke-4 sebesar 99.86%. Penurunan aktivitas pelisisan bakteri inang oleh fag juga terlihat pada FK4 yakni terjadi penurunan aktivitas pada jam ke-6 dan ke-8 setelah infeksi sebesar 96.16% dan 96.02%. Aktivitas pelisisan bakteri inang oleh fag dapat dipengaruh oleh beberapa faktor seperti pH, suhu dan bufer yang digunakan. Selain itu, laju absorbsi suatu fag juga mempengaruhi kemampuan fag dalam melisikan bakteri inang. Fag dengan laju adsorbsi tertinggi rata-rata memiliki waktu lisis pendek (cepat), demikian juga sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sampel air limbah penampungan feses sapi dapat ditemukan dua fag litik yaitu FK1 dan FK4 yang memiliki bentuk kapsid ikosahedral dengan ekor pendek digolongkan dalam anggota famili Podoviridae. Fag FK1 dan FK4 mampu menurunkan jumlah populasi bakteri K. pneumoniae 4 jam setelah diinfeksikan fag dengan persentase penurunan populasi bakteri K. pneumoniae adalah 99.5% (FK1) dan 99.86% (FK4).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMicrobiologyid
dc.subject.ddcLytic phageid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJakartaid
dc.titleEefektivitas Fag Litik Klebsiella pneumoniae Penginfeksi Luka Bakar.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFag litikid
dc.subject.keywordInfeksi Luka Bakarid
dc.subject.keywordK. pneumoniaeid
dc.subject.keywordmultidrug resistanceid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record