Show simple item record

dc.contributor.advisorMulatsih, Sri
dc.contributor.advisorRindayati, Wiwiek
dc.contributor.authorWardani, Mia Ayu
dc.date.accessioned2018-06-26T04:26:56Z
dc.date.available2018-06-26T04:26:56Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92368
dc.description.abstractRegional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan kerjasama ekonomi antara ASEAN dengan enam mitra dagangnya yaitu China, Korea, India, Jepang, Australia dan New Zealand. RCEP merupakan kawasan yang sangat potensial karena adanya peluang pasar dengan penyatuan populasi 15 negara anggota RCEP yang mencapai 48% total populasi dunia, total GDP yang mencapai 40% total GDP dunia dan total perdagangan yang mencapai 28% total perdagangan dunia. Namun demikian, ekspor Indonesia ke RCEP menunjukkan penurunan. Perlu adanya strategi untuk memperbaiki kinerja ekspor Indonesia salah satunya dengan meningkatkan ekspor manufaktur Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manufaktur unggulan Indonesia di pasar RCEP, menganalisis kinerja perdagangan manufaktur unggulan Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor manufaktur unggulan Indonesia ke kawasan RCEP. Metode yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) dan Analisis Gravity Model. Data yang digunakan adalah data dari 16 negara anggota RCEP dengan periode waktu 2000 sampai 2016. Hasil analisis RCA dan analisis ISP menunjukkan bahwa manufaktur unggulan Indonesia yaitu industri makanan dan minuman (ISIC 15), industri pengolahan tembakau (ISIC 16), industri kayu dan anyaman (ISIC 20) dan industri kertas (ISIC 21). Rata-rata nilai RCA dan ISP dari tahun 2000 sampai 2016 menunjukkan bahwa manufaktur unggulan Indonesia memiliki daya saing yang kuat dan perkembangan ekspor yang baik di kawasan RCEP. Berdasarkan share ekspor, diperoleh negara pesaing Indonesia pada masing-masing manufaktur unggulan di kawasan RCEP yaitu China, Singapura, Thailand dan Filipina. Secara umum, manufaktur unggulan Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan dengan dengan negara pesaing di kawasan RCEP. Berdasarkan hasil analisis gravity model, variabel populasi, keterbukaan perdagangan, dan tarif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap empat sektor manufaktur unggulan Indonesia. Populasi dan keterbukaan perdagangan berpengaruh positif sedangkan tarif berpengaruh negatif pada ekspor manufaktur unggulan Indonesia. Variabel perbedaan GDP negara Indonesia dengan negara tujuan berpengaruh pada ekspor industri tembakau dan kayu. Variabel jarak ekonomi berpengaruh pada industri makanan, kayu dan kertas. Variabel GDP riil perkapita negara tujuan berpengaruh pada industri makanan dan kertas. Variabel harga ekspor berpengaruh pada industri makanan dan kayu. Sedangkan variabel dummy non-tariff measure hanya berpengaruh pada industri kertas. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan yang dapat diambil adalah memfokuskan ekspor Indonesia pada negara-negara anggota RCEP yang memiliki populasi besar, keterbukaan perdagangan yang tinggi, dan tarif yang rendah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcExpertid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcASEAnid
dc.titleAnalisis Ekspor Manufaktur Unggulan Indonesia ke Kawasan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaya saingid
dc.subject.keywordISPid
dc.subject.keywordmanufakturid
dc.subject.keywordRCAid
dc.subject.keywordRCEPid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record