Kajian Pendugaan Area Kecil Menggunakan Model Multivariat Fay-Herriot (Studi Kasus Rataan Pengeluaran per Kapita per Desa di Kabupaten Bogor)
View/ Open
Date
2018Author
Hasbi, Muhammad
Nuryadin, Hasbi
Saeni, M. Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Peranan yang
harus dijalankan BPS adalah menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan
masyarakat. Kegiatan survei yang selama ini dilakukan BPS pada umumnya
dirancang untuk menyediakan informasi-informasi statistik untuk level nasional,
provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan untuk informasi statistik pada level yang
lebih kecil seperti kecamatan atau desa belum mampu dipresentasikan oleh survei
ini karena ukuran contoh yang kecil.
Kebutuhan akan informasi statistik sampai tingkat kecamatan dan desa
merupakan suatu yang sangat penting bagi pemangku kebijakan saat ini, karena
program kebijakan yang dilakukan sudah menyentuh langsung sampai kecamatan
atau desa tersebut. Misalnya rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita per desa yang digunakan untuk menghitung indikator kemiskinan tingkat
desa, merupakan statistik yang sangat diperlukan ketersediannya untuk programprogram
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah kemiskinan di desa. Salah
solusi yang dapat dilakukan untuk menduga parameter tingkat kecamatan atau
desa adalah menggunakan teknik pendugaan area kecil (Small Area Estimation).
Data Susenas 2016 dan PODES 2014 digunakan sebagai studi kasus untuk
menduga rata-rata pengeluaran per kapita per desa makanan dan non makanan di
Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan pendugaan untuk
pendugaan langsung, model Univariat Fay-Herriot (UFH) dan Multivariat Fay-
Herriot (MFH) menggunakan metode EBLUP. Selain itu juga membandingkan
hasil pendugaan ragam menggunakan Maximum Likelihood (ML) dengan
Restricted Maximum Likelihood (REML) pada model MFH. Untuk desa yang
tidak tersurvei dilakukan prediksi rata-rata pengeluaran per kapita makanan dan
non makanan dimana terlebih dahulu dilakukan perbandingan model antara desadesa
tanpa digerombolkan dengan desa-desa yang digerombolkan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sebaran pendugaan langsung
menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan pendugaan tidak langsung
(UFH dan MFH). Selanjutnya untuk model yang terbaik dapat dilihat dari nilai
RMSE yang paling kecil, pendugaan area kecil model MFH memperlihatkan nilai
RMSE yang paling kecil dari pada pendugaan langsung dan model UFH, sehingga
kecilnya nilai RMSE menunjukkan bahwa penduga model MFH memberikan
hasil ketelitian yang lebih tinggi untuk pengeluaran per kapita makanan maupun
non makanan. Selain itu prediksi rata-rata pengeluaran per kapita per desa
makanan dan non makanan untuk desa yang tidak tersurvei menggunakan model
MFH-ML dengan penggerombolan karena nilai ukuran kebaikan model dengan
penggerombolan lebih baik dibanding model tanpa penggerombolan.