Show simple item record

dc.contributor.advisorAlikodra, Hadi Sukadi
dc.contributor.advisorM Bismark
dc.contributor.advisorKartono, Agus Priyono
dc.contributor.authorIskandar, Sofian
dc.date.accessioned2018-06-26T03:56:53Z
dc.date.available2018-06-26T03:56:53Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92278
dc.description.abstractPopulasi bekantan (Nasalis larvatus Wurmb, 1878) di Kalimantan Selatan, tersebar di berbagai tipe ekosistem, yaitu hutan mangrove, hutan rawa gambut, ekosistem estuaria dan ekosistem hutan riparian. Sebagian dari habitat bekantan berada di luar kawasan hutan seperti di kawasan lahan rawa gelam Sungai Puting, Kabupaten Tapin (Alikodra & Srimulyaningsih 2015), kebun karet di Kabupaten Tabalong (Soendjoto et al. 2005), hutan rawa gelam, mangrove dan hutan riparian di Kabupaten Tanah Bumbu (Soendjoto et al.2013a), hutan rawa, ekosistem karst dan ekosistem baruh di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Soendjoto et al. 2013b), hutan karet, hutan riparian Sungai Riam Kiwa, dan ekosistem rawa gelam di Kabupaten Barito Kuala (Soendjoto et al. 2013c). Habitat bekantan di luar kawasan hutan sebagian besar merupakan lahan budidaya yang dikelola masyarakat. Penelitian koeksistensi bekantan dengan manusia di habitat rawa gelam bertujuan untuk menganalisis bagaimana pola aktivitas harian dan perilaku bekantan pada habitat budidaya (agro-ecosystem), pola pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam oleh manusia serta pola koeksistensi yang terjadi antara bekantan dan manusia. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bentuk data dan informasi sebagai dasar penyusunan strategi pengelolaan habitat bekantan di luar kawasan konservasi. Penelitian tersebut dilakukan di wilayah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Lokasi penelitian berada dalam kawasan seluas 1.912 hektar, yang dilalui Sungai Puting (kanal) dan S. Muning. Sungai Puting sepanjang 18 km yang bermuara di Sungai Muning sepanjang 10 km dan bermuara di Sungai Negara. Pengumpulan data lapangan pada penelitian ini dilakukan selama 12 bulan, yakni Nopember 2014 hingga Nopember 2015. Penelitian perilaku, aktivitas harian dan penggunaan ruang habitat oleh bekantan dilakukan dengan menggunakan metode scan sampling dan ad-libitum sampling (Altmann 1974). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengikuti empat kelompok bekantan target secara bergantian, sejak pagi hari saat bekantan aktif dari pohon tidur hingga sore hari saat bekantan masuk kembali ke pohon tidur, dengan interval waktu pengamatan selama 10 menit. Penelitian ekologi habitat dan kelimpahan sumber pakan diamati dengan menggunakan unit contoh berbentuk jalur berpetak sepanjang 100 m dengan lebar 20 m (Soerianegara & Indrawan 2005). Total luas habitat bekantan di habitat rawa gelam yang diamati adalah 340 hektar, yang terletak di tepi sungai sepanjang 18 km. Pengumpulan data populasi bekantan dilakukan dengan menerapkan metode transek jalur sepanjang 17 km dengan lebar 400 m di kanan-kiri sungai. Pengumpulan data dilakukan pada pagi hari dan sore hari dengan cara menelusuri sungai sebagai jalur transek. Total kelompok bekantan yang ditemukan selama pengamatan adalah sebanyak sembilan kelompok dengan jumlah idividu sebanyak 192 individu. Kepadatan populasi bekantan di kawasan ekosistem rawa gelam adalah 28.47 individu/km2 dengan kepadatan kelompok 1.3 kelompok/km2. Kondisi populasi ini sedikit lebih rendah dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana dijumpai 11 kelompok bekantan dengan jumlah 258 individu dalam areal habitat seluas 346 hektar (Alikodra & Srimulyaningsih 2015). Struktur populasi bekantan di rawa gelam secara menyeluruh adalah, 17 individu jantan dewasa (8.85%), 56 individu betina dewasa (29.17%), 68 individu remaja (35.42%), 41 individu anak (21.35%) dan 10 individu bayi (5.21%), dengan seks ratio individu dewasa 1:3.29. Selain bekantan, di habitat rawa gelam juga ditemukan dua jenis primata lain yang simpatrik dengan bekantan, yakni monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dengan kepadatan populasi 14.69 individu/km2 dan lutung hitam (Trachypithecus auratus), dengan kepadatan populasi 26.87 individu/km2. Total jenis tumbuhan yang teridentifikasi di habitat bekantan adalah sebanyak 14 jenis. Vegetasi pohon pada habitat bekantan ini didominasi oleh jenis pulantan (Alstonia angustiloba) dan beberapa jenis tumbuhan lain seperti mangobi (Decaspermum fruticosum), kariwaya (Ficus binnendijkii), dan bati-bati (Syzygium zeylanicum). Total jenis tumbuhan sumber pakan bekantan yang ditemukan adalah sebanyak 10 jenis. Jenis tumbuhan sumber pakan yang paling disukai bekantan adalah pulantan, kelakai, tamparah, paku haruan dan perupuk. Komposisi sumber pakan pada saat musim penghujan dengan musim kemarau menunjukkan adanya perbedaan. Kerapatan vegetasi tingkat pertumbuhan pohon berkisar antara 50-220 individu/ha. Indeks keragaman jenis (Shannon-Wiener, H’) tumbuhan di habitat rawa gelam ini tergolong rendah. Indeks keragaman jenis pada tingkat pohon berkisar antara H’=0.298 hingga H’=0.466 dengan jumlah jenis sebanyak enam jenis, pada tingkat tiang H’=0.196– 0.530 (jumlah jenis sebanyak lima jenis), tingkat pancang H’=0.200–0.274 (jumlah jenis sebanyak empat jenis), dan tingkat anakan H’=0.840–0.889 (jumlah jenis sebanyak 11 jenis). Pulantan merupakan jenis vegetasi yang mendominasi hampir semua tingkat pertumbuhan vegetasi, kecuali pada tingkat anakan yang didominasi oleh jenis S. palustris. Kelompok bekantan di habitat rawa gelam Sungai Puting melakukan aktivitas harian rata-rata berkisar antara 11-12 jam/hari. Aktivitas harian dimulai pada pagi hari sekitar pukul 06:30 dan berakhir pada pukul 18:00 setelah memasuki pohon tidur. Lama waktu aktivitas harian rata-rata (mean±SD) berturut-turut adalah sebagai berikut: makan 3.58±0.19 jam/hari (31.18%), bergerak 1.61±0.16 jam/hari (14.06%), istirahat 5.99±0.13 jam/hari (52.26%), dan sosial 0.29±0.09 jam/hari (2.50%). Aktivitas perergerakan atau berpindah dilakukan oleh bekantan untuk mencari sumber pakan dan tempat beristirahat. Panjang lintasan jelajah harian bekantan bervariasi antara 432 m hingga 860 m dengan rata-rata 601 m/hari, dengan luas daerah jelajah antara 21.5 hektar hingga 32 hektar. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan kawasan rawa gelam sebagai lahan pertanian. Setiap kepala keluarga mampu menggarap sawah seluas 0.5 hektar hingga 3 hektar. Selain menanam padi sebagian masyarakat juga menanam buah-buahan dan palawija. Masyarakat juga memanfaatkan potensi ikan yang terdapat di rawa dan sungai. Penghasilan masyarakat berkisar antara Rp.12 500 000,- hingga Rp. 22 500 000,- per tahun. Pola koeksistensi yang terjadi antara bekantan dengan manusia di rawa gelam adalah dalam penggunaan ruang habitat. Bekantan menggunakan areal rawa gelam yang bervegetasi sebagai habitat utamanya (core habitat), namun bekantan juga memanfaatkan areal persawahan yang setelah pasca panen padi seluas 0.6 hektar dan areal perkebunan kelapa sawit yang dekat dengan habitat bekantan seluas 1.5 hektar. Di areal tersebut bekantan memanfaatkan sumber pakan yang tersedia, tempat bermain dan pohon tidur. Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap konservasi bekantan di luar kawasan konservasi. Areal rawa gelam yang masih terdapat tutupan vegetasi berupa tumbuhan pulantan mempunyai fungsi ekologis penting bagi habitat bekantan. Pengelolaan kawasan rawa gelam, selain sebagai lahan budidaya juga sebagai areal perlindungan bekantan. Program restorasi kawasan rawa gelam perlu dilakukan, dengan memperhatikan fungsi ekologis dan ekonomi kawasan tersebut. Pemilihan jenis tumbuhan yang akan ditanam disesuaikan untuk kepentingan konservasi bekantan namun tetap dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakatid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcConcervation Biodiversityid
dc.subject.ddcBiodiversityid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcKalimantan Selatanid
dc.titleKoeksistensi Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb. 1781) dengan Manusia di Habitat Rawa Gelam, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbekantanid
dc.subject.keywordrawa gelamid
dc.subject.keywordpopulasiid
dc.subject.keywordhabiatid
dc.subject.keywordperilakuid
dc.subject.keywordaktivitas harianid
dc.subject.keywordkoeksistensiid
dc.subject.keywordkonservasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record