Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhartanto, M Rahmat
dc.contributor.advisorMaddu, Akhiruddin
dc.contributor.authorManik, Saidul Tua
dc.date.accessioned2018-05-17T01:14:32Z
dc.date.available2018-05-17T01:14:32Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92215
dc.description.abstractDeteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Deteksi kadar air dan viabilitas benih secara non destruktif perlu dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan yang terjadi saat pengujian dilakukan. Selain itu tujuan utama dilakukan pengembangan metode non destruktif agar benih yang digunakan dalam pengujian masih bisa dimanfaatkan atau bisa digunakan kembali. Salah satu cara pemanfaatan gelombang bunyi sebagai penentu mutu dapat dilakukan dengan metode gelombang berdiri. Gelombang berdiri atau standing wave merupakan gelombang yang berasal dari interaksi gelombang datang dan gelombang pantul. Interaskasi yang terjadi akan menghasilkan gelombang majemuk pada beban atau saluran dan memiliki arus tegangan bersifat stasioner. Pemanfaatan gelombang berdiri sebagai penduga kadar air dan viabiltas benih didasarkan pada nilai koefisien absorpsi yang diperoleh melalui paparan gelombang yang diberikan pada benih. Untuk memperoleh hasil terbaik terlebih dahulu dilakukan rancang bangun frekuensi dan jumlah benih. Frekuensi awal yang diberikan pada rancang bangun yaitu 200 Hz sampai dengan 5000 Hz. Jumlah benih yang digunakan yaitu 30, 60, 90 dan 120 butir. Hasil rancang bangun percobaan terbaik selanjutnya diaplikasikan untuk mengidentifikasi kadar air dan vibilitas benih. Kadar air benih yang digunakan dalam pengukuran yaitu ±10.84, ±11.46, ±16.31 dan ±21.00%. Nilai viabilitas benih didasarkan pada nilai daya berkecambah (DB) yaitu: Tinggi (DB ±90%), sedang (DB ±72%), rendah (DB ±61%) dan Benih mati atau non viabil (DB 0%). Hasil identifkasi menunjukkan, frekuensi yang baik digunakan untuk rancang bangun pengujian yaitu 4000 Hz sampai 4750 Hz, dengan jumlah benih 120 Butir. Frekuensi yang dapat mengidentifikasi perbedaan kadar air dengan baik yaitu pada frekuensi 4750 Hz. Semakin tinggi kadar air pada benih nilai koefisien absorpsi yang dihasilkan juga semakin tinggi, sedangakan pada pengujian viabilitas benih menunjukkan pengukuran menggunakan metode gelombang berdiri hanya bisa membedakan benih viabel dan non viabel pada frekuensi 4250-4500 Hz.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSeed Technologyid
dc.subject.ddcSeed totalid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePengembangan metode pengujian kadar air dan viabilitas benih kedelai (glycine max) secara non destruktif menggunakan gelombang berdiri. Dibimbing MOHAMAD RAHMid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAbsorpsiid
dc.subject.keywordfrekuensiid
dc.subject.keywordjumlah benihid
dc.subject.keyworddevigorasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record