dc.description.abstract | Penanganan pascapanen yang kurang baik menyebabkan kerusakan buah
yang berakibat pada penurunan kualitas buah. Selain kerusakan fisik, penanganan
yang kurang baik akan menyebabkan munculnya penyakit pascapanen terutama
penyakit antraknosa dan busuk buah. Pengendalian hayati menggunakan khamir
merupakan alternatif dalam mengendalikan penyakit pascapanen dan untuk
menunda proses kematangan buah. Namun suhu optimal khamir untuk berkembang
dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai agens
hayati yang sesuai digunakan pada suhu 15 ºC dan suhu ruang. Tujuan dari
penelitian ini adalah menguji keefektifan spesies khamir sebagai agens pengendali
hayati pada suhu 15 ºC dan suhu ruang serta dapat memperpanjang umur simpan
mangga dalam suhu 15 ºC dan suhu ruang.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan enam jenis khamir (Cryptococcus albidus, Cryptococcus terreus,
Aureobasidium pullulans, Rhodotorula minuta, Candida tropicalis, dan
Pseudozyma hubeiensis) dan sebagai pembanding perlakuan fungisida berbahan
aktif azoksistrobin serta tanpa perlakuan sebagai kontrol.
Penggunaan khamir Cryptococcus albidus, Aureobasidium pullulans dan
Candida tropicalis efektif dalam mencegah penyakit antraknosa dan meningkatkan
umur simpan buah mangga masing-masing 82%, 92%, dan 81% pada suhu 15 ºC.
Pada suhu ruang Aureobasidium pullulans dan Candida tropicalis efektif dalam
mencegah penyakit antraknosa dan meningkatkan umur simpan buah mangga
mencapai 90% dan 106%.
Penggunaan khamir pada suhu ruang belum mampu mempertahankan mutu
fisik yang meliputi susut bobot dan kekerasan buah. Selain itu khamir juga belum
mampu mempertahankan mutu kimia, yaitu mempertahankan padatan terlarut total
(PTT) dan asam terlarut total (ATT) buah mangga. Sementara pada suhu 15 ºC
khamir Candida tropicalis dapat menunda proses pelunakan pada buah dan
mempertahankan PTT buah mangga selama masa penyimpanan. | id |