dc.description.abstract | Bahan organik tanah merupakan faktor kunci dalam mempengaruhi
produktivitas tanaman kelapa sawit. Kehilangan bahan organik tanah disebabkan
oleh erosi terutama erosi air. Tanah yang tererosi sangat erat kaitannya dengan
curah hujan, vegetasi bawah dan kemiringan lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengukur besar erosi pada kemiringan lereng dan gawangan yang berbeda
pada perkebunan kelapa sawit., mempelajari perubahan kandungan bahan organik
dan lignoselulosa dalam tanah dan sedimen hasil erosi pada kemiringan lereng dan
gawangan yang berbeda, mengukur jumlah populasi mikrob tanah (bakteri dan
fungi) dalam tanah dan sedimen hasil erosi berdasarkan perbedaan kemiringan
lereng dan gawangan. Dasar pengambilan contoh sedimen dan tanah dari dua faktor
yaitu gawangan yang terdiri dari gawangan hidup dan gawangan mati serta
kemiringan lereng yang terdiri dari 6-10% dan >10%. Setiap gawangan dan
kemiringan dibuat petak erosi yang diulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 8
petak erosi. Ukuran petak erosi adalah 3 m x 12 m. Pengambilan contoh sedimen
pada box (kotak) penampungan dilakukan sebanyak 6 kali dalam setahun dengan
interval waktu 2 bulan. Contoh sedimen dikompositkan dari pengambilan setiap
minggunya sehingga menjadi satu contoh sedimen untuk setiap periode 2 bulan.
Pengambilan contoh tanah dilakukan secara komposit diluar petak erosi (8 petak
erosi) dari dua titik pengamatan yaitu bagian atas dan bawah pada kedalaman 0-20
cm, 20-40 cm dan 40-60 cm. Pengambilan contoh tanah dilakukan 3 kali. Total
contoh tanah yang digali yaitu yang diambil sebanyak 72 (dari 3 kedalaman tanah
x 8 petak erosi x 3 kali/tahun). Pengambilan contoh sedimen dan tanah untuk
penetapan jumlah mikrob tanah (bakteri dan fungi) dilakukan pada bulan Februari
2016. Contoh diambil secara komposit sehingga didapat sebanyak 56 contoh yang
terdiri dari 8 contoh dari 8 petak erosi sedimen dan 48 contoh tanah berasal dari 8
contoh di luar petak erosi dengan 2 bagian tanah (atas dan bawah). Contoh tanah
disimpan dalam cool box agar mikrob tersebut dorman. Adapun parameter yang
diamati antara lain kadar bahan organik, hemiselulosa, selulosa, lignin, dan total
bakteri dan fungi tanah.
Besar erosi yang terukur pada gawangan hidup lebih besar (8.04 ton/ha/tahun)
dibandingkan pada gawangan mati (1.51 ton/ha/tahun). Kehilangan bahan organik
dan lignoselulosa pada gawangan hidup adalah 0.72 ton/ha/tahun, sedangkan pada
gawangan mati yaitu 0.18 ton/ha/tahun. Selain itu, total bakteri lebih banyak
ditemukan dibandingkan dengan total fungi pada perkebunan kelapa sawit. Total
bakteri pada gawangan hidup lebih tinggi daripada gawangan mati, sedangkan total
fungi lebih tinggi pada gawangan mati daripada gawangan hidup. Sumbangan
bahan organik dari pelepah daun kelapa sawit sebesar 4.39 ton/ha/tahun, sedangkan
sumbangan lignin, selulosa dan hemiselulosa berturut-turut 2.06 ton/ha/tahun, 1.13
ton/ha/tahun dan 1.02 ton/ha/tahun. | id |