Show simple item record

dc.contributor.advisorBayuardi, Willy
dc.contributor.advisorAzrai, Muhammad
dc.contributor.authorArisandy, Poppy
dc.date.accessioned2018-05-16T01:43:37Z
dc.date.available2018-05-16T01:43:37Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92207
dc.description.abstractTantangan peningkatan produksi jagung di Indonesia dikarenakan sebagian besar areal tanaman jagung yang berada pada lahan kering memiliki produktivitas rendah. Penggunaan varietas jagung toleran kekeringan dapat mengatasi permasalahan lahan-lahan kering tersebut. Enam galur jagung disilangkan menurut metode Griffing III, sehingga diperoleh 30 genotipe F1 dan resiproknya untuk set percobaan 1 dan 6 galur disilangkan menurut metode Griffing IV, sehingga diperoleh 15 genotipe F1 untuk set percobaan 2. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi daya gabung umum dan daya gabung khusus karakter agronomi dan komponen hasil galur-galur inbrida generasi S4 dan keragaan serta potensi hasil hibrida jagung silang dialel pada lingkungan normal dan bercekaman kekeringan. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan α-lattice dengan dua ulangan dan tujuh blok dalam ulangan pada lingkungan normal dan kekeringan. Lingkungan normal untuk set percobaan pertama dilaksanakan di KP. Cikabayan, Bogor, Jawa Barat pada bulan April-Agustus 2016 dan set percobaan kedua dilaksanakan di KP. Leuwikopo, Bogor, Jawa Barat yang pada bulan Juli-Oktober 2016. Lingkungan bercekaman kekeringan untuk set percobaan pertama dan kedua dilaksanakan di KP. Bajeng, Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Juni-September 2016. Analisis daya gabung dilakukan menggunakan perangkat AGD-R. Hasil analisis daya gabung dengan metode persilangan dialel lengkap menunjukkan galur-galur yang memiliki nilai daya gabung umum (DGU) tertinggi yaitu galur b1-1 untuk karakter diameter tongkol dan bobot 1000 biji, galur p39-1 untuk karakter panjang tongkol dan bobot 1000 biji serta galur p20-1 untuk karakter panjang tongkol. Analisis daya gabung dengan metode persilangan setengah dialel menunjukkan galur p80-1 untuk memiliki daya gabung umum yang tertinggi untuk karakter komponen hasil yaitu jumlah baris biji dan panjang tongkol dan galur 8x untuk karakter hasil pipilan kering. Hasil analisis daya gabung khusus (DGK) yang memiliki nilai DGK tertinggi pada persilangan dialel lengkap adalah p39-1 x b1-1 untuk jumlah baris biji dan b1-1 x p66-1 untuk panjang tongkol. Pada persilangan setengah dialel menunjukkan nilai DGK tertinggi yaitu kombinasi p25-2 x p80-1 untuk jumlah baris biji dan p10-5 x p80-1 untuk panjang tongkol. Informasi genetik yang diperoleh dari pengujian DGU dan DGK sangat berguna untuk menentukan tetua dan metode pemuliaan yang sesuai dalam rangka perbaikan sifat-sifat tanaman. Tingkat toleransi suatu genotipe jagung pada lingkungan bercekaman kekeringan dapat ditentukan dengan nilai indeks toleransi. Karakter tanaman yang berkorelasi dengan produktivitas hasil pada kondisi normal dan kekeringan dapat digunakan sebagai karakter seleksi genotipe toleran terhadap kekeringan. Percobaan dilaksanakan pada dua lingkungan yaitu normal dan kekeringan dengan dua set percobaan pada masing-masing lingkungan. Seleksi karakter pada fase perkecambahan dilaksanakan di laboratorium menggunakan larutan PEG dengan ii konsentrasi 10%. Genotipe hibrida jagung yang digunakan pada penelitian ini adalah 28 genotipe hibrida hasil persilangan dialel lengkap dan setengah dialel dengan 12 varietas hibrida pembanding. Penelitian ini bertujuan menyeleksi indeks toleransi, karakter seleksi dan genotipe hibrida jagung yang toleran dan adaptif pada kondisi cekaman kekeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harmonic mean (HM) dan modified stress tolerance index (k2STI) dapat digunakan untuk seleksi hibrida jagung yang adaptif pada kondisi kekeringan; stress tolerance index (STI) dapat digunakan untuk seleksi hibrida jagung yang adaptif pada kondisi normal dan kekeringan; stress susceptibilty index (SSI) dan modified stress tolerance index (k1STI) dapat digunakan untuk seleksi hibrida jagung yang toleran pada kondisi kekeringan. Genotipe hibrida jagung toleran kekeringan berdasarkan indeks SSI adalah T11, H17, H15, T9 dan H31. Genotipe hibrida jagung yang adaptif pada kondisi normal dan kekeringan berdasarkan indeks STI adalah H32, H13, H21, H37 dan H22. Karakter seleksi simultan indeks SSI pada kondisi normal dan kekeringan adalah karakter diameter tongkol, bobot per tongkol, jumlah baris biji, panjang tongkol, bobot 1000 biji dan jumlah biji per baris. Karakter diameter tongkol, bobot per tongkol, panjang tongkol, keragaan tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji per baris dan bobot 1000 biji pada kondisi normal dan kekeringan dapat digunakan sebagai karakter seleksi simultan untuk memprediksi indeks STI. Karakter diameter tongkol, bobot per tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji, umur berbunga betina, jumlah biji per baris, tinggi letak tongkol, bobot 1000 biji dan karakter pada fase perkecambahan yaitu panjang akar, berat segar akar, berat segar tunas, berat kering akar, berat kering tunas pada kondisi normal dan kekeringan dapat digunakan sebagai karakter seleksi simultan untuk memprediksi indeks k2STI.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcBiotechnologyid
dc.subject.ddcGeneticsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAnalisis Genetik dan Evaluasi Karakter Seleksi Genotipe Hibrida Jagung Silang Dialel untuk Toleransi dan Adaptabilitas pada Cekaman Kekeringan.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaya gabungid
dc.subject.keywordindeks seleksiid
dc.subject.keywordkarakter seleksiid
dc.subject.keywordkorelasiid
dc.subject.keywordregresi stepwiseid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record